Pekanbaru (ANTARA) - Pemerintah Kota Pekanbaru melarang warganya membakar agar tidak memperparah polusi udara yang sudah selama seminggu terakhir tercemar asap kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).
"Kami minta camat buat edaran untuk warganya tidak boleh membakar dalam mengolah limbah sampah, karena akan menambah asap," kata Sekretaris Daerah Pekanbaru, M Noer usai melakukan rapat penetapan siaga darurat asap di Pekanbaru, Senin.
M Noer menyatakan dengan kualitas udara Pekanbaru saat ini yang dipenuhi asap, semua pihak harus perduli. Karenanya jangan ada lagi yang menambah asap dengan membakar sampah, apalagi yang dibakar basah, asapnya akan banyak.
Selain itu cuaca yang kering, suhu udara panas bisa memicu kebakaran, apalagi kalau sudah ada yang membakar sampah, ini bisa merembet dan rawan meluas.
"Sedang puntung rokok saja bisa memicu kebakaran apalagi sengaja membakar sampah," tutur M Noer
Menurut dia dari laporan BMKG udara Pekanbaru makin hari makin kering sehingga mudah terpicu kebakaran. Udara panas ini masih akan berlangsung hingga Oktober mendatang.
"Kami minta semua camat, lurah bersama-sama memantau warganya, khususnya wilayah pinggiran camat diminta terus berkordinasi dan Babinsa selalu melakukan patroli," ujar Sekda.
Selain larangan membakar, lanjut Sekda Dinas Keseharan juga diminta perlu membuat edaran agar warga memakai masker saat beraktifitas di luar ruangan.
Sedangkan bagi balita agar tidak melakukan aktifitas di luar ruangan. Termasuk peserta didik walau belum di liburkan, pihak sekolah tidak lakukan altifitas belajar di luar ruangan.
"Semua ini guna mengantisipasi kesehatan masyarakat sehingga tidak terdampak asap," tuturnya.
Perlu diketahui Pekanbaru sudah ditetapkan status siaga darurat asap, dengan posko layanan di Aula Kantor Damkar Jalan Cempaka.
Sebelumnya data BMKG Pekanbaru, Riau yang berhasil dirangkum antara pada Senin, satelit mencatat pada pukul 06.00 WIB terpantau ada 65 titik panas (hotspot) yang menjadi indikasi awal karhutla di Sumatera. Riau masih mendominasi jumlah titik panas, yakni sebanyak 33 titik.
Titik panas juga terdeteksi di Jambi ada 12 titik, Bangka Belitung 4 titik, Lampung 10 titik, Sumatra Selatan 5 titik, dan Kepulauan Riau satu titik.
Titik panas di Riau paling banyak di Indragiri Hilir (Inhil) ada 14 titik, Siak 10 titik, Kepulauan Meranti 5 titik, dan Indragiri Hulu dan Rokan Hilir masing-masing 2 titik. Dari jumlah tersebut, ada 19 titik api dan paling banyak di Inhil yakni ada 8 titik.
Baca juga: Lahan gambut di sekitar sumur minyak BOB BSP di Siak terbakar, begini penanganannya
Baca juga: Waduh, asap karhutla turunkan jarak pandang di Pekanbaru menjadi 1,5 km
Berita Lainnya
Kabut asap pekat selimuti Dumai, warga terlihat belum gunakan masker
23 March 2024 23:19 WIB
PARADE FOTO - Langit Siak diselimuti kabut
01 November 2023 20:07 WIB
604 anak di Pekanbaru terkena ISPA diduga dampak karhutla
11 October 2023 19:53 WIB
Mesin ISPU di Pekanbaru tak berfungsi di saat warga membutuhkan
11 October 2023 18:11 WIB
Sekolah di Riau kembali tatap muka karena kualitas udara membaik
10 October 2023 17:28 WIB
Ciptakan hujan buatan, BPBD Riau semai 500 kg garam di Siak dan Pelalawan
10 October 2023 11:26 WIB
Pro kontra belajar daring saat bencana kabut asap di Pekanbaru
10 October 2023 8:40 WIB
SD-SMP masih masuk saat kabut asap melanda, orangtua di Pekanbaru khawatir
09 October 2023 21:26 WIB