Pekanbaru (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Riau selama semester I 2019 merealisasikan pendapatan asli daerah dari sektor pajak daerah sebesar Rp1,39 triliun.
Berdasarkan data Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Provinsi Riau yang diterima ANTARA di Pekanbaru, Jumat, realisasi semester I tersebut sedikitlebih tinggi dibandingkan periode yang sama pada 2018, yang mencapai Rp1,32 triliun.
Pencapaian pajak daerah pada semester I itusudah mencapai 44,58 persen dari target tahun ini yang sebesar Rp3,12 triliun.
“Secara umum capaian penerimaan pada lima jenis pajak daerah masih di bawah ekspektasi target penerimaan semester I yakni hanya sebesar 44,58 persen, meskipun statistik menunjukkan bahwa capaian penerimaan sedikit di atascapaian tahun 2018 dengan deviasi positif sebesar 3,09 persen,” kata Kepala Bapenda RiauIndra Putrayana.
Pajak kendaraan bermotor (PKB) menjadi penyumbang terbesar di sektor pajak daerah Riau di semester I 2019. Jumlahnya sekitar Rp509,79 miliar. Pemprov Riau menargetkan PKB pada tahun ini bisa mencapai Rp1,06 triliun.
Kasubid Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor dan BBNKB pada Bapenda Riau, Bambang Ferianto, menambahkan pajak dari bea balik nama kendaraan bermotor (BBNKB) menjadi penyumbang kedua terbesar, yakniRp400,45 miliar. Realisasi BBNKB semester I 2019 mencapai 46,81 persen dari target tahun ini, yang mencapai Rp855,43 miliar.
Pencapaian pajak BBNKB semester I 2019 itulebih tinggi dibandingkan periode sama tahun lalu, yang mencapai Rp399,92 miliar.
BBNKB bisa berkorelasi dengan mutasi kendaraan dari daerah di luar Riau, dan juga kendaraan baru. Semakin banyak penjualan mobil baru, maka pendapatan dari BBNKB akan meningkat.
Bambang mengatakan ada beberapa faktor mempengaruhi capaian penerimaan BBNKB. Faktor pertama adalah keterlambatan penerbitan Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) yang mengatur tentang penetapan nilai jual kendaraan bermotor (NJKB) yang baru ditetapkan pada April 2019.
“Bukan dipicu oleh penurunan penjualan kendaraan bermotor atau penurunan daya beli masyarakat, tapi kendala di dalam penetapan BBNKB 1 atau untuk kendaraan baru, dan kondisi ini berlaku juga di provinsi lain,” kata Bambang.
Kondisi seperti itu biasa terjadi pada awal tahun, dan pada semester II biasanya mulai ada peningkatan BBNKB. Faktor kedua adalah perubahan pola pengeluaran masyarakat menjelang Idul Fitri dan tahun ajaran baru siswa.
Ia mengatakan salah satu upaya Bapenda Riau untuk mendongkrak penerimaan pajak dilakukan melalui beberapa upaya.
“Salah satu di antaranya dengan kegiatan operasi penertiban pajak kendaraan bermotor, yang persiapan maupun publikasinya sudah dimulai pada pertengahan tahun ini,” ujarnya.
Baca juga: Riau gelar operasi penertiban pajak kendaraan bermotor mulai akhir Juli, begini penjelasannya
Baca juga: Riau kembali gelar operasi pajak kendaraan karena efektif dongkrak PAD
Berita Lainnya
Pjs Bupati Kuansing minta warga taat membayar pajak kendaraan bermotor
06 November 2024 14:03 WIB
Jasa Raharja ungkap tingginya klaim kecelakaan di Siak namun pembayaran pajak justru menurun
01 November 2024 20:10 WIB
Riau layani pembayaran pajak kendaraan bermotor di mall
14 September 2024 23:22 WIB
Riau kembali putihkan denda keterlambatan pajak kendaraan
10 September 2024 6:36 WIB
Sanksi denda terlambat membayar pajak kendaraan di Riau dihapus
16 April 2024 9:25 WIB
Pemerintah berikan insentif PPNBM kendaraan bermotor listrik
24 February 2024 11:19 WIB
Legislator usul kenaikan pajak kendaraan bermotor untuk atasi polusi udara
10 August 2023 14:19 WIB
Samsat OKU mulai hari ini luncurkan program pemutihan pajak kendaraan bermotor
01 April 2023 7:54 WIB