Warga Keluhkan Pungli Di Mesjid Agung Pekanbaru

id warga keluhkan, pungli di, mesjid agung pekanbaru

Pekanbaru, 13/11 (ANTARA) - Sejumlah warga mengeluhkan ulah oknum petugas keamanan yang meminta biaya parkir sepeda motor di pelataran sebelah Timur Masjid Agung An-Nur Pekanbaru karena diduga praktek pungutan liar (pungli).

"Saya curiga biaya parkir yang dibebankan pada pengunjung masjid ini adalah pungli karena hanya muncul pada hari Sabtu-Minggu, dan cuma dikenakan untuk sepeda motor," kata seorang warga Pekanbaru, Ali (32) di Pekanbaru, Sabtu.

Masjid Agung An-Nur yang menjadi kebanggaan masyarakat Pekanbaru, memang memiliki taman dan lahan parkir yang luas.

Diperkirakan lebih dari 100 warga mempergunakan ruang terbuka untuk berolahraga seperti joging hingga bermain sepak bola pada hari Sabtu dan Minggu. Aktivitas itu berlangsung setelah waktu shalat Ashar sekitar pukul 16.00-18.00 WIB.

"Anehnya, kalau saya membawa mobil tidak dimintai uang parkir oleh satpam, tpi kalau bawa motor pasti dimintai uang," ujar Ali.

Seorang warga lainnya Andika (29) mengatakan, pungli berkedok parkir itu berada di bagian Timur pelataran parkir masjid dekat pintu keluar yang menghadap Markas Korem 031/Wirabima.

Padahal, selama ini warga hanya mengetahui parkir motor resmi di pelataran bagian Barat yang dijaga personel Satpol PP.

Sedangkan, parkir dadakan di pelataran Timur masjid dijaga oleh dua personel satuan pengamanan (satpam). Mereka menutup sebagian ruas jalan untuk dijadikan lahan parkir khusus sepeda motor.

Hanya ada satu pintu keluar-masuk kendaraan dan dijaga seorang satpam yang membawa kotak untuk memasukan uang parkir.

"Sepertinya, satpam itu memanfaatkan situasi pada akhir pekan karena banyak warga yang datang untuk berolahraga," katanya.

Menurut dia, pengurus masjid harus menindak tegas oknum satpam yang melakukan pungli parkir karena hal itu dikhawatirkan akan merusak citra Masjid Agung An-Nur.

Selain itu, pungutan uang parkir juga harus sesuai ketentuan Peraturan Daerah Pekanbaru yang berlaku karena sudah termasuk komponen pendapatan asli daerah.

Seorang satpam yang berjaga di pintu keluar-masuk lokasi parkir membenarkan pungutan hanya dikenakan pada pengguna sepeda motor. Namun, ia membantah parkir tersebut pungli yang bersifat dadakan hanya pada hari Sabtu dan Minggu.

"Sebenarnya setiap hari ada, tapi kawan-kawan yang lain males untuk memintanya," kata seorang satpam yang mengaku bernama Bambang.

Menurut dia, parkir itu bertujuan untuk menjaga keamanan dan keteraturan sepeda motor yang parkir di pelataran masjid.

Ia mengatakan, pernah ada kejadian pengunjung masjid kehilangan motornya dan petugas keamanan yang dibuat kebingungan.

"Ya, tapi kalau sudah bayar parkir tetap hilang juga tidak ada uang pengganti dari kami," ujarnya.

Ia juga membantah parkir itu pungli karena sudah mendapat izin dari pengurus masjid dan setiap pengunjung diberikan kartu parkir setiap masuk.

"Ini sukarela kok, kalau tidak bayar juga tidak apa. Hasilnya nanti dibagi dua, untuk petugas jaga dan petugas masjid," katanya.