Warga keluhkan mogoknya Bus Trans Metro Pekanbaru

id Bus, TMP, mogok, di, Pekanbaru.

Warga keluhkan mogoknya Bus Trans Metro Pekanbaru

Seorang warga melintas di depan deretan bus Trans Metro Pekanbaru yang terparkir di Terminal AKAP Bandar Raya Payung Sekaki Pekanbaru, Riau. (ANTARA/Rony Muharrman)

Pekanbaru (ANTARA) - Ricuh masalah tertundanya pembayaran gaji karyawan yang berujung pada berkepanjangannya aksi mogok para sopir dan pegawai Bus Trans Metro Pekanbaru (TMP), telah berdampak bagi masyarakat kecil yang sehari-hari mengandalkan transportasi umum murah itu untuk beraktifitas.

Sonia (35) yang sehari-hari bekerja sebagai pelayan toko pada Pasar Sukaramai mengeluh harus merogoh saku lebih dalam untuk membayar layanan ojegsejak TMP mogok hampir dua pekan terakhir.

"Biasanya dari Pandau ke tempat saya kerja di Pasar Sukaramai hanya butuh Rp4.000 sekali berangkat, kini terpaksa naik ojek yang bayarannya lebih dua kali lipat," kata Sonia di Pekanbaru, Rabu.

Bukan hanya dia, sejumlah warga Pekanbaru yang tinggal di pinggiran kota seperti Panam, Kulim, Tenayan, dan lainnya merasa dirugikan dengan mogoknya Bus TMP tersebut karena mereka tidak lagi mendapat sarana transportasi murah.

Sementara itu salah seorang karyawan Bus TMP Pekanbaru yang enggan disebutkan namanya mengaku sudah mengalami penundaan pembayaran gaji selama tiga bulan terakhir.

Disebutkannya, pemerintah serta pihak manajemen pengelola bus TMP berjanji akan segera melakukan pembayaran tersebut. Namun, hingga awal Februari 2022 para pekerja tidak kunjung mendapatkan haknya sehingga mereka memutuskan untuk mogok kerja.

"Kalau tidak dibayarkan juga kami akan tetap mogok kerja, kami sudah tidak tahu lagi mau bayar uang sekolah dan keperluan rumah tangga dari mana, kalau bukan dari gaji," katanya.

Sementara itu, Wali Kota Pekanbaru Firdaus meminta maaf atas kejadian tersebut karena telah berakibat negatif pada masyarakat yang akan memanfaatkan alat transportasi tersebut.

"Sekali lagi atas nama pemerintah mohon maaf pada seluruh masyarakat, terutama yang sudah memanfaatkan TMP sebagai pilihan untuk kebutuhan layanan transportasi," kata Firdaus.

Dia menjelaskan, belum dibayarnya gaji karyawan TMP hingga memasuki bulan ketiga ini terjadi bukan karena dana yang tak tersedia akan tetapi ini terjadi soal teknis saja yakni masalah administrasi yang telah berimbas pada keuangan. "Bukan kita tidak punya uang, bukan kas tidak ada," tegasnya.

Dia memastikan penyelesaian persoalan gaji karyawan TMP ini menjadi bahasan serius di jajaran Pemko Pekanbaru.

"Makanya sudah ada rapat dua kali sama Inspektur, asisten dan sekda juga Komisaris utama PT Sarana Pembangunan Pekanbaru (SPP) segera diselesaikan agar bus bisa beroperasi," tukasnya.