Pekanbaru (ANTARA) - Dinas Pendidikan Kota Pekanbarumemastikan bahwa bangunan SDN156 di Kecamatan Senapelantidak dialihfungsikan menjadi pasar, setelah proses penggabungan ke SDN01, yang sempat memicu protes ratusan orang tua murid.
"Guru, murid dan bangunan tidak ada diganggu, yang ada kepala sekolahnya yang kita pindah ke sekolah lain," kata Kepala Disdik Pekanbaru Abdul Jamal kepada Antara di Pekanbaru, Kamis.
Jamal demikian sapaan awak media menyatakan, pihaknya setelah proses merjer sekolah tersebut akan tetap memfungsikan gedung SDN 156 untuk siswa belajar.
Hanya penamaan gedung SDN 156 dan SDN 10 yang dimerger nantinya jadi SDN 01, dan akan dipimpin oleh satu kepala sekolah yang sudah dilantik kemarin.
"Jadi tidak ada lagi kekurangan lokal (kelas) seperti yang di beritakan, karena sudah disatukan," tegas Jamal.
Menurut dia, upaya merjer dilakukan untuk efisiensi dan memudahkan tata kelola manajemensekolah yang letaknya berada di satu komplek.
Diakuinya saat ini ada 34 sekolah dasar negeriyang letaknya berada di satu kompleks, dan mulai pekan depan sekolah tersebut akan dilebur jadi 16 sekolah.
"Maka akan ada 18 sekolah yang hilang namanya karena dilebur," tutur Jamal.
Sehari sebelumnya diberitakan ratusan orang tua murid dari tiga sekolah dasar negeri (SDN), yakni SDN 01, 10 dan SDN 156 berunjuk rasa untuk menolak rencana Pemerintah Kota Pekanbaru, Provinsi Riau, yang akan menggabungkan tiga sekolah itu dan mengalihfungsikan bangunan SDN 156 menjadi pasar.
Orang tua murid berkumpul di halaman sekolah tersebut di Jalan Ahmad Yani, Kota Pekanbaru, Rabu, sambil membentangkan spanduk yang bertuliskan pesan agar Wali Kota Pekanbaru jangan mengorbankan sekolah untuk menjadi pasar.
Unjuk rasa orang tua murid tersebut berawal dari terungkapnya kejadian puluhan siswa SDN 01 yang terpaksa belajar di halaman sekolah karena kekurangan ruang kelas pada tahun ajaran baru 2019/2020. Siswa terpaksa belajar di halaman bukan akibat terlalu banyak siswa baru, melainkan memang akibat kurangnya ruang kelas sehingga siswa kelas 1 dan 2 belajar bergiliran.
Karena insiden ini mencuat dan ramai di media sosial, pihak sekolah memindahkan aktivitas belajar puluhan siswa tersebut ke Mushola SDN 156.
Bangunan sekolah yang berada di pusat Kota Pekanbaru ini sebenarnya cukup besar dan berlantai dua, namun dibagi untuk dua sekolah yakni SDN 01 dan SDN 10. Sedangkan, SDN 156 yang akan dijadikan pasar, lokasinya terpisah di bagian belakang namun masih di dalam satu pagar.
“Tahun ini tanpa diketahui orang tua, secara diam-diam dan guru disuruh amankan orang tua, merjer tiga SD dijadikan SDN 01. Semua dihapus, SDN 156 dan SDN 10 dijadikan SDN 01," kata Ketua Komite Sekolah SDN 01, Syafrial Alidin.
Baca juga: Ratusan orang tua murid protes SD di Pekanbaru akan dijadikan pasar
Baca juga: Kadisdik Pekanbaru bantah siswa SDN 01 Jalan A Yani kekurangan ruang kelas