Pekanbaru (ANTARA) - Pemerintah Kota Pekanbaru membangun dua sekolah menengah pertama (SMP) baru setiap tahun guna menampung lulusan sekolah dasar sebanyak 11.000 orang per tahun yang terpaksa harus mencari sekolah swasta.
"Kami membangun dua SMP tahun lalu. Agar, anak-anak tidak jauh berangkat ke sekolah di pusat kota, kami membangun dua sekolah setiap tahun di pinggiran kota," kata Penjabat (Pj) Wali Kota Pekanbaru Muflihun, Senin.
Ia mengatakan, tamatan SD mencapai 20.000 orang tiap tahun. Sementara, SMP negeri hanya mampu menampung 9.000 peserta didik baru sehingga sebanyak 11.000 peserta didik lainnya harus bersekolah di sekolah swasta.
Menurutnya, sekolah-sekolah baru itu dibangun di pinggiran kota juga untuk menghindari kemacetan. "Jadi, tak ada lagi pelajar yang sekolah di pusat kota. Kalau sekolah di pusat kota, terjadi kemacetan," ucap Muflihun.
Tahun lalu pembangunan dua unit sekolah baru (USB) telah selesai dan saat ini sedang menyiapkan meubeler (perabotan) secepatnya. Dengan begitu pada tahun ajaran baru, dua sekolah bisa ditempati.
Kepala Disdik Pekanbaru, Abdul Jamal mengatakan untuk membangun satu SMP negeri baru pihaknya membutuhkan anggaran Rp6,8 miliar. Sekolah itu terdiri atas delapan ruang kelas, rumah penjaga sekolah, paving block, dan pagar.
Salah satu yang akan dibangun adalah SMP Negeri 52 di Kecamatan Kulim usai lebaran tahun ini. Disdik Kota Pekanbaru menargetkan pembangunan SMPN 52 di Kulim tuntas akhir Desember mendatang.
"Untuk pembangunan sekolah baru tahun ini memang kita sudah anggarkan. Kemungkinan habis lebaran ini kontraktor sudah mulai bekerja," ujarnya.
Ia berharap, proses pembangunan bisa berjalan lancar sehingga pada penerimaan peserta didik baru (PPDB) tahun 2025 nanti, sekolah yang berada di perbatasan Pekanbaru dengan Kabupaten Pelalawan tersebut sudah bisa menerima siswa baru