Bengkalis (ANTARA) - Komisi II DPRD Bengkalis, Provinsi Riau, terus berupaya menggali sejumlah potensi Pendapatan Asli Daerah (PAD) salah satunya memanfaatkan hasil tangkapan nelayan melalui teknologi pengolahan Hidrolisat Protein Ikan (HPI).
Teknogi HPI ini telah diterapkan oleh Pemerintah daerah Tanjung Pinang dan daerah tersebut menjadi agenda kunjungan kerja Komisi II beberapa hari yang lalu,dimana industri pengolahan ikan Kepulauan Riau telah menciptakan berbagai produk dengan market yang luas hingga di ekspor ke luar negeri.
"Kami ingin mempelajari bagaimana caranya menjalankan industri dan mendapatkan manfaat dari industri tersebut. Di Bengkalis tidak memiliki industri perikanan secanggih Tanjung Pinang, banyak ikan yang terbuang-buang, tidak termanfaatkan dan tidak dapat diolah ketika musimnya", ujar anggota Komisi II Azmi R Fatwa, Sabtu.
Dikatakannya, industri seperti ini dibutuhkan oleh Kabupaten Bengkalis yang merupakan daerah dengan penghasil ikan yang cukup besar.
"Tidak hanya dapat memanfaatkan ikan yang ada tetapi industri ini juga memberikan penghasilan bagi nelayan dan menciptakan lapangan kerja," ungkapnya.
Dikatakan Azmi, dari keterangan yang diperoleh dari bagian Ekonomi Tanjung Pinangmengungkapkan, tingkat pemanfaatan Sumber Daya Ikan di Kepulauan Riau pada 2018 sebanyak 304, 975 ton atau sebesar 28,85 persen dengan peluang pengembangan potensi SDI sebesar 556,630 ton atau sebesar 64,7 persen. Tanjung Pinang mencoba membuat projek yang risetnya dimulai dari 2014 hingga akhirnya memiliki satu kawasan yang diberi nama ekowisata bahari Kampung Teripang pertama di Indonesia.
"Di kawasan inilah teknologi pengolahan ikan runcah (ikan yang tidak memiliki nilai) Hidrolisat Protein Ikan berada," ungkapnya.
HPI merupakan campuran peptida yang didapat melalui hidrolisis (pemecahan) protein ikan sehingga lebih mudah diasimilasi oleh makhluk hidup. Ikan-ikan runcah tersebut akan dibeli dari nelayan setiap harinya sehingga nelayan tersebut mendapat jaminan pasar.
Tim ekonomi kreatif Tanjung Pinang telah menciptakan produk-produk yang sedang "booming" khususnya protein glutamate dan protein "cookies" yang laku keras dalam dua kali produksi, bahkan dibeli oleh TNI AD untuk penanganan stunting di sejumlah daerah di Jawa. Teknologi HPI yang diciptakan sendiri tersebut sudah dipatenkan, dan hasil HPI ini berupa bubuk yang tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa, sehingga bisa diaplikasikan ke banyak turunan produk.
Diungkapakan juga, dari internal perusahaan sendiri ada 100 uji laboratorium yang bisa diturunkan dari Hidrolisat Protein Ikan ini, beberapa di antaranya yang sudah diciptakan yaitu biskuit, sereal, dan pankeik dengan protein tinggi dengan pasar yang sudah banyak.
Berita Lainnya
Polres Bengkalis turunkan 48 personel amankan pelantikan pimpinan DPRD
14 October 2024 19:42 WIB
Dilantik sebagai Ketua DPRD Bengkalis, ini harapan Septian
14 October 2024 18:57 WIB
Berikut 7 Fraksi DPRD Bengkalis bersama nama pimpinan yang disahkan
24 September 2024 17:03 WIB
GALERI FOTO - Ini harapan Septian saat jadi Ketua Sementara DPRD Bengkalis
18 September 2024 20:43 WIB
Dua putra Bupati Bengkalis jabat pimpinan sementara DPRD
17 September 2024 23:53 WIB
45 anggota DPRD dilantik, ini harapan Bupati Bengkalis
17 September 2024 23:30 WIB
Ranperda APBD Bengkalis 2025 disahkan Rp3,3 triliun, ini harapan Bupati Bengkalis
03 September 2024 19:13 WIB
Ranperda Perubahan APBD Bengkalis Rp4,7 triliun
26 August 2024 20:29 WIB