Pekanbaru,4/8 (ANTARA) - Pembangunan pabrik pengalengan ikan patin, Kamparikom di Kabupaten Kampar, Riau, yang bernilai Rp158 miliar hingga kini belum ada kepastian karena pemegang saham belum menyetorkan modalnya.
Kadis Perikanan dan Kelautan Provinsi Riau Tengku Dahril kepada AANTARA, Rabu, mengatakan, belum adanya kepastian pembangunan pabrik pengalengan ikan patin di Kampar karena masih menunggu dana dari para pemegang saham yang hingga kini penyetorannya masih minim.
"Belum lama ini pihak pemegang saham baru selesai melakukan rapat untuk membicarakan penyediaan dana kelanjutan pembangunan pabrik," kata Tengku Dahril.
Ia mengatakan, dari rapat tersebut di sepakati bahwa masing-masing pemegang saham harus menyetorkan kewajibannya sebagai pemegang saham guna kelanjutan pembangunan pabrik Kamparikom.
Dia menjelaskan salah satu dari ketiga pemegang saham tersebut yakni Pemerintah Provinsi Riau yang memiliki saham 24 persen, dari 30 persen saham pemilik, bernilai kurang lebih Rp11,37 miliar. Pemprov Riau sudah setuju untuk menyetorkan kewajibannya. Sedangkan 70 persen lagi sahamnya dijual ke perbankkan.
"Sebelumnya Pemerintah Provinsi Riau telah menyetorkan dana awal sebesar Rp5 miliar, sisanya dari total saham Pemprov Riau yang mencapai Rp11,37 miliar siap untuk disetorkan," urainya.
Dia menegaskan dua pemegang saham lainnya lainnya telah ikut menyepakati akan menyetorkan dana pembangunan pabrik yakni Pemerintah Daerah Kampar yang memiliki kewajiban saham 38 persen atau nominal Rp 18,0 miliar.
Sedangkan untuk PT.Bonecom sejauh ini juga sudah menyetujui untuk memenuhi kelebihan kewajibannya yang besarnya juga mencapai 38 persen atau nominal Rp18,0 miliar.
"Selain Pemprov Riau kedua pemilik saham lainnya pada tahap awal juga sudah menyetorkan dananya masing-masing sebesar Rp10 miliar, dana tersebut yang mencapai total Rp25 juta sudah digunakan bagi pembebasan lahan dan pengurusan sertifikat," urainya.
Dia juga menambahkan akibat keterbatasan kemampuan pemegang saham untuk mencukupkan keseluruhan dana pembangunan pabrik yang mencapai Rp158 miliyar, disepakati 70 persen saham di lelang ke perbankan.
"Bank Riau sebagai 'leader' akan berkonsorsium dengan bank lainnya yakni BRI, BNI dan Bank Mandiri guna memberikan bantuan kredit," tambahnya.