Pekanbaru (Antarariau.com) - Badan Pusat Statistik menyatakan Provinsi Riau mencatat inflasi periode November sebesar 0,49 persen, lebih tinggi dibanding inflasi Oktober sebesar 0,43 persen.
Kepala BPS Riau, Aden Gultom di Pekanbaru, Senin, menyatakan kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan mengalami inflasi tertinggi yakni 0,89 persen. Pada periode November ini, enam kelompok pengeluaran mengalami inflasi.
Komoditas yang memberikan andil terjadinya inflasi di Riau antara lain angkutan udara, bawang merah, beras, tarif pulsa ponsel, daging ayam ras, bayam, tarif rumah sakit, telur ayam ras, udang basah dan lain-lain.
Inflasi Tahun Kalender (Januari - November 2018) di Riau mencapai 2,21 persen, dan inflasi November 2018 dibandingkan inflasi November 2017 (year on year) sebesar 2,72 persen.
Dari tiga kota yang dihitung Indeks Harga Konsumen (IHK) di Riau, semua kota mengalami inflasi, yakni Pekanbaru 0,42 persen, Dumai 0,70 persen, sedangkan Tembilahan inflasi 0,80 persen.
Inflasi Riau selama November 2018 terjadi karena adanya kenaikan harga pada enam kelompok pengeluaran, yaitu kelompok bahan makanan sebesar 1,07 persen, kelompok Kesehatan sebesar 0,82 persen, kelompok transpor, komunikasi dan jasa komunikasi sebesar 0,79 persen.
Kemudian kelompok sandang inflasi sebesar 0,16 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,13 persen dan kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,08 persen. Sedangkan satu kelompok mengalami deflasi, yaitu kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 0,02 persen.
"Sementara itu komoditas yang memberi andil deflasi antara lain cabai merah, daging sapi, minyak goreng, buah anggur, ayam hidup, cabai rawit, dan lain-lain," ujarnya.
Dari 23 kota di Sumatera yang masuk dalam penghitungan IHK, sebanyak 17 kota tercatat mengalami inflasi, yang tertinggi terjadi di Kota Banda Aceh sebesar 0,92 persen, diikuti oleh Bukittinggi 0,83 persen, dan Tembilahan 0,80 persen. Sedangkan inflasi terendah terjadi di Kota Meulaboh sebesar 0,08 persen.
Sementara itu, deflasi terjadi di enam kota, yang tertinggi terjadi di kota Medan dengan deflasi sebesar 0,64 persen.
Aden menambahkan, di Indonesia, dari 82 kota yang menghitung IHK, 70 kota mengalami inflasi, dengan inflasi tertinggi terjadi di Merauke sebesar 2,05 persen, diikuti Manado 1,84 persen, dan Jayapura 1,13 persen. Inflasi terendah terjadi di Kota Balikpapan sebesar 0,01 persen.
Sementara itu, deflasi terjadi di 12 kota, yang tertinggi terjadi di kota Medan dengan deflasi sebesar 0,64 persen.