Bengkalis, (Antarariau.com) - Deputi Penelitian dan Pengembangan Badan Restorasi Gambut (BRG), Harris Gunawan mengatakan sebagian besar wilayah Bengkalis, Provinsi Riau terdiri dari lahan gambut sehingga rawan terjadi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).
"Struktur tanah pada gambut sangat mudah terbakar dan potensi terjadinya Karhutla sangat tinggi, apalagi wilayah kabupaten Bengkalis sebagian besar berstruktur gambut.,"kata Harris, di Bengkalis, Senin.
Dikatakannya restorasi gambut telah menjadi agenda terpenting dalam menyikapi kerusakan lahan gambut di Indonesia, sekaligus sebagai upaya pencegahan kebakaran lahan guna menghindari bencana asap.
"Restorasi gambut adalah upaya pemulihan ekosistem gambut terdegradasi agar kondisi hidrologis, struktur dan fungsinya berada pada kondisi pulih dalam upaya mencegah Karhutla dan asap," kata Harris.
Ditegaskannya, tidak selamanya lahan gambut yang ada berkaitan dengan bencana kebakaran, karena keberadaannya juga bisa memberi manfaat terhadap pengembangan lahan pertanian dan perkebunan.
"Tentunya ini membutuhkan pengelolaan dan penataan lahan gambut yang benar, sehingga mampu memberikan keuntungan bagi petani," ujarya.
Ditambahkannya BRG bersama Universitas Riau (UNRI) dan JICA-KYOTO University Jepang melaksanakan kunjungan kerja di kabupaten Bengkalis, dalam rangka pemaparan riset aksi untuk percepat restorasi dan pencegahan ekologi lahan gambut, di desa Tanjung Leban, kecamatan Bandar Laksamana.
Sedangkan,Sekda Bengkalis, Bustami HY berharap kepada seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait dalam pengembangan dan pengelolaan lahan gambut agar seluruh saran serta masukan yang disampaikan dari hasil kajian mereka untuk didukung serta diterapkan.
"Mengingat lahan gambut yang berada di Provinsi Riau, terutama kabupaten Bengkalis berpotensi besar untuk meningkatkan ekonomi masyarakat jika dikelola dan dimanfaatkan dengan baik," ujar Bustami.***4***