Bengkalis, 22/6 (ANTARA) - Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Provinsi Riau berencana menangkap gajah liar yang telah merusak rumah milik sejumlah warga di Desa Petani, Kabupaten Bengkalis, Riau, belum lama ini.
"Ritual penangkapan gajah itu akan segera dilaksanakan dalam waktu dekat. Hal itu karena gajah latih yang sebelumnya ditugaskan untuk menghalau kawanan gajah liar masuk ke permukiman warga terkesan gagal," kata Kepala Seksi Wilayah III Balai Besar KSDA Riau, Hutomo kepada ANTARA, Selasa.
Konflik gajah dengan manusia di Desa Petani menurut Hutomo sudah menjadi fenomena sejak lima bulan terakhir.
Menurutnya, hingga saat ini kawanan gajah liar itu masih menimbulkan permasalahan di tengah masyarakat Kecamatan Mandau dan Pinggir khususnya di sejumlah desa yang berjarak tidak jauh dengan hutan huniannya sehingga memaksa pihaknya untuk mengambil langkah-langkah penyelesaian darurat.
"Langkah yang kita ambil kali ini termasuk langkah darurat. Karena dalam penangkapan gajah tersebut jika tidak jeli maka akan mendatangkan mala petaka," paparnya.
Kendati demikian, pihaknya sudah menyiapkan orang-orang terlatih untuk meringkus gajah liar perusak tersebut sebelum kemudian diungsikan ke kawasan tempat gajah tersebut akan dibina menjadi hewan yang jinak.
Dalam aksi penangkapan itu, Hutomo mengakui hanya mengincar dua ekor gajah yang berusia sedang atau beranjak dewasa.
Alasan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) hanya menangkap dua ekor gajah itu, di samping pengaduan dari masyarakat, BKSDA juga beralasan pengalaman yang menyatakan bahwa komunitas gajah tidak jauh bedanya dengan "demonstran", di mana pada tiap kelompoknya pasti memiliki beberapa provokator.
"Nah, pada gerombolan gajah liar ini, kami meyakini dua ekor gajah remaja itu merupakan provokator yang menyebabkan beberapa rumah dan ratusan hektare kebun warga mengalami kerusakan berat," paparnya.
Hotomo menjelaskan, setelah berhasil menangkap dua ekor gajah itu, pihaknya akan membawanya ke Balai Latihan Gajah (BLG) Balai Raja, Bengkalis.
"Untuk gerombolan lainnya akan kita siapkan makanan secukupnya di hutan tempat asal mereka. Hal itu dilakukan karena kedatangan mereka di sejumlah perkampungan tidak lain karena kelaparan," ucapnya.
Menanggapi pernyataan Hutomo, Kepala Desa Petani, Rianto, mengharapkan agar rencana itu dapat berjalan lancar sehingga mengurangi kecemasan warganya.
"Mudah-mudahan rencana BKSDA itu dapat berjalan lancar seperti yang kita harapkan," paparnya seraya menginformasikan bahwa kawanan gajah liar telah merusak sedikitnya sepuluh rumah dan ratusan lahan perkebunan milik warga di sana dalam empat bulan terakhir.
Tidak itu saja, tambah Rianto, gerombolan gajah yang datang secara tiba-tiba pada Minggu malam (20/6) juga nyaris mengancam jiwa beberapa warga Desa Petani yang pada saat itu rumahnya diporak-porandakan kawanan hewan bertubuh bongsor itu.