Pekanbaru, (Antarariau.com) - Pelaksana Tugas Gubernur Riau, Wan Thamrin Hasyim, menyatakan pelaku usaha di industri kehutanan yang ada di Provinsi Riau sudah proaktif dalam pencegahan kebakaran, terutama saat status Siaga Darurat Kebakaran Hutan dan Lahan.
"Dulu penanganan baru secara parsial, tapi sekarang harus bergabung swasta dan pemerintah," kata Wan Thamrin Hasyim usai memimpin Apel Gelar Pasukan Siaga Darurat Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) Riau, di halaman kantor Gubernur Riau, Pekanbaru, Kamis.
Ia menegaskan bahwa setiap pelaku usaha di sektor swasta, terutama yang menggunakan lahan untuk perkebunan dan kehutanan, wajib untuk membantu pemerintah daerah pada saat Siaga Darurat Kebakaran Hutan dan Lahan di Riau.
"Bukan diminta lagi, tapi swasta diwajibkan untuk membantu," tegas
Apel Siaga Karhutla Riau itu melibatkan berbagai unsur dari pemerintah daerah, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, TNI-Polri, masyarakat hingga Pramuka. Meski begitu, Wan Thamrin mengakui dari sektor swasta baru perusahaan industri kehutanan yang ada di sana, salah satunya adalah PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP). Padahal, sektor swasta dari perkebunan kelapa sawit juga perlu ikut aktif pada saat Siaga Darurat Karhutla.
Bantuan pihak swasta diharapkan bisa memperkuat pemadaman kebakaran dari udara. Satgas Karhutla Riau sebenarnya sudah mengajukan kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk bantuan helikopter pengebom air dan pesawat modifikasi cuaca untuk hujan buatan. Namun, sampai kini belum mendapat kepastian dari BNPB.
Sebelumnya, tim pemadam kebakaran PT RAPP ikut membantu pemadaman kebakaran lahan seluas 100 hektare di Kecamatan Rupat, Kabupaten Bengkalis pada Februari 2018.
Kapolsek Rupat, AKP Masrial mengatakan kebakaran terjadi di lahan gambut. Polri, TNI, Manggala Agni dan Masyarakat Peduli Api telah berusaha memadamkan api dengan peralatan seadanya.
"Telah seminggu kebakaran terjadi dan sampai sekarang api belum padam. Tenaga pemadam di sini terbatas. Bantuan Fire Emergency Response Team (FERT) RAPP untuk memadamkan lahan di wilayah kami sangat membantu," ujar Masrial, Sabtu (17/2).
Menghadapi musim kemarau dan tingginya potensi Karhutla, RAPP menyiagakan personel pemadam kebakaran (Fire Fighter) terutama di wilayah kerja perusahaan seperti di Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan. Pemeriksaan tersebut rutin dilakukan agar kondisinya selalu siap pakai kapanpun dibutuhkan. Selain itu, personel fire fighter RAPP juga melakukan latihan pencegahan dan pengendalian Karhutla.
RAPP menyatakan kesiapannya untuk mendukung upaya pemerintah mencegah karhutla yang mulai terjadi di awal musim kemarau tahun 2018 ini.
Produsen pulp dan kertas dengan merek dagang PaperOne ini, telah berinvestasi lebih dari 6 juta dollar AS untuk kelengkapan peralatan kebakaran dan 2 juta dollar AS untuk biaya operasional per tahunnya.
RAPP juga mengerahkan armada helikopter dan airboat untuk pencegahan karhutla. Perusahaan yang tergabung dalam Grup APRIL ini menerapkan Kebijakan Tanpa Bakar (No Burn Policy) sejak 1994.