Antisipasi Harga Beras Naik, Pemko Pekanbaru Selidiki Apakah Ada Penimbunan

id antisipasi harga, beras naik, pemko pekanbaru, selidiki apakah, ada penimbunan

Antisipasi Harga Beras Naik, Pemko Pekanbaru Selidiki Apakah Ada Penimbunan

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Pemerintah Kota Pekanbaru, Riau, segera mengambil langkah-langkah untuk mengantisipasi kenaikan harga beras.

Wakil Wali Kota Pekanbaru Ayat Cahyadi di Pekanbaru, Rabu, menyebutkan pihaknya akan segera memanggil Dinas Perindustrian dan Perdagangan setempat guna mengupayakan solusi terhadap naiknya harga komoditi pokok tersebut.

"Kalau memang stok yang kurang masih bisa diupayakan, kalau penimbunan beras, ini yang bahaya," kata Ayat Cahyadi kepada Antara.

Ia menjelaskan bahwa kenaikan harga tersebut bisa jadi disebabkan berbagai persoalan, seperti kurangnya pasokan hingga adanya penimbunan stok beras oleh oknum yang tak bertanggung jawab. Oleh sebab itu, ia mengaku akan segera mencari tahu penyebab dari naiknya harga beras tersebut.

Ia meminta Disperindag dapat berkoordinasi dengan Bulog terkait kenaikan harga dari bahan pokok tersebut. Seluruh pihak terkait harus segera turun ke lapangan guna menyelidiki jumlah pasokan serta pantauan harga beras.

"Kita akan coba panggil Disperindag dan sejumlah pihak lain guna mencari solusi dari masalah ini," ucap Ayat.

Salah seorang pedagang di Pasar Kodim Pekanbaru Tomi mengaku bahwa kenaikan beras bahkan sudah terjadi sejak satu bulan lalu. Dalam penuturannya, Tomi mengeluhkan kenaikan harga tersebut tersebut berdampak pada penurunan daya beli masyarakat.

"Sudah hampir sebulan harga beras naik. Masyarakat memang masih beli tapi jumlahnya berkurang," ucap Tomi.

Ia mengaku bahwa penurunan tersebut bukanlah berasal dari jumlah konsumen, namun dari kuota beras yang dibeli oleh masyarakat. Ia mencontohkan bahwa jika biasanya satu orang membeli dua karung beras isi 10 kilogram, kini hanya membeli satu karung beras dengan isi yang sama. Menurut Tomi masyarakat mulai membatasi pembelian lantaran berharap bahwa harga pangan pokok tersebut akan segera turun.

"Kalau langsung beli dua, mereka takut rugi. Siapa tahu dalam minggu ini harga turun lagi," kata Tomi.

Selain itu, sejumlah warga juga ada yang mulai membeli beras dengan harga lebih murah. Tomi menjelaskan jika sebelumnya konsumen A membeli beras dengan Anak Daro yang harganya Rp13.000 per kilogramnya, kini konsumen tersebut beralih ke beras Mangkuto atau Kuning Solo yang masing-masing harganya masih Rp11.500 dan Rp12.000 per kilogramnya.

Ia takutkan jika dibiarkan berlarut-larut, maka harga beras tersebut ditakutkan akan semakin tinggi yang nantinya akan semakin menyulitkan masyarakat dan tentu saja merugikan para pedagang.***3***

Oleh Retmon Bensal Putra