BBKSDA Riau Lamban Tangani Konflik Gajah Mandau

id bbksda riau, lamban tangani, konflik gajah mandau

Bengkalis, 3/6 (ANTARA) - Warga mengeluhkan kinerja Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau karena dinilai lamban menangani konflik gajah dan manusia, yang telah mengakibatkan seorang warga meninggal dunia di Desa Petani Kecamatan Mandau, Kabupaten Bengkalis.

"Padahal, pihak yang pertama saya hubungi setelah kejadian adalah BBKSDA. Tapi entah kenapa sampai sekarang belum juga tiba di lokasi," kata Kepala Desa Petani Rianto kepada ANTARA di Mandau, Kamis.

Sebelumnya, seorang warga bernama Suwanto (32) tewas setelah diterjang segerombolan gajah pada Rabu (2/6) petang. Rianto mengatakan korban tewas diterjang oleh kelompok gajah yang terdiri dari sekitar 15 ekor saat mencoba menghalau mamalia itu di kebun kelapa sawit warga.

Konflik gajah dan manusia di Desa Petani telah berlangsung sejak lama. Kerugian warga seperti kerusakan kebun sawit dan rumah, lanjutnya, sudah lebih dari ratusan juta rupiah.

Bahkan, sejak Januari 2010, telah ada empat warga yang terluka parah akibat konflik itu dan seorang gajah juga mati akibat diracun warga.

"Gajah itu sudah sulit diusir karena mereka sepertinya kelaparan. Tapi sampai sekarang BBKSDA belum bisa mencari solusi masalah ini dan warga terus menjadi korban," katanya.

Secara terpisah, Kepala BBKSDA Riau Trisnu Danisworo mengatakan kawasan Desa Petani Kecamatan Mandau adalah daerah lintasan gajah Sumatra (Elephas maximus sumatranus) dari Suaka Margasatwa Balai Raja, Bengkalis.

Gajah dan manusia berkonflik, kata dia, karena habitat gajah terus menyempit akibat alih fungsi lahan hutan menjadi kebun kelapa sawit dan permukiman penduduk.

"Menyelesaikan masalah ini tak mudah dan perlu peran aktif dari pemerintah daerah dan masyarakat," ujarnya.

Menurut dia, BBKSDA merasa tidak perlu menurunkan tim penghalau gajah dalam kasus konflik yang menyebabkan kematian itu karena kawanan gajah diperkirakan tidak akan melalui lokasi yang sama.

Ia juga mengakui hingga kini petugasnya belum menemui keluarga korban karena tidak menemukan alamat rumahnya.

"Kami memang sudah menerima laporan dari warga dan petugas sudah turun ke lapangan, tapi belum ketemu dengan keluarga korban," katanya.

Ia berjanji keluarga korban akan mendapatkan santuan dari pemerintah.