Pekanbaru (Antarariau.com) - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPR) Kota Pekanbaru, meminta semua Rumah Sakit (RS) di wilayah setempat agar memberikan standar pelayanan yang sama kepada pasien dari umum dengan penerima layanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) saat berobat, karena mereka sudah membayar iuran.
"Masalah pelayanan yang tidak maksimal dan ada keluhan pasien masih menjadi kelemahan dalam pelayanan RS penerima pasien BPJS kesehatan, " kata Ketua Komisi III DPRD Kota Pekanbaru, Nofrizal di Pekanbaru, Selasa.
Nofrizal menyatakan kelemahan dan keluhan ini membuat gambaran buruk bagi pelayanan BPJS kesehatan, sehingga bisa berdampak kepada malasnya peserta untuk membayar setoran bulanan sehingga berujung kepada tunggakan.
Selain itu nilai dia petugas perwakilan BPJS di setiap Rumah Sakit tidak semua skill dan mampu memutuskan ketika ada pasien mendadak yang membutuhkan pertolongan darurat tidak langsung bisa ditangani.
Maka dari itu ia berharap BPJS kesehatan harus semakin membenahi pelayanan dan sistem administrasi yang mudah dan cepat.
"Selalu memantau dimana ada kekurangan pelayanan, jangan hanya mengharap masyarakat mau menerima apa adanya pelayanan, karena mereka sudah bayar tiap bulan, " tegas dia.
Nofrizal juga maklum antrean panjang untuk berobat ke RS tidak terlepas dari okupansi rawat inap yang tinggi dimiliki Pekanbaru saat ini.
"Akibat jumlah ketersediaan kamar rawat inap rumah sakit di Pekanbaru kurang sekitar 1.500 itu data tahun kemaren, kita tak tau tahun ini, " tuturnya.
Artinya perlu ada penekanan kembali bagaimana masyarakat mendapatkan pelayanan yang baik. Apa lagi ditengah situasi saat ini ekonomi sedang mengalami kelesuan daya beli akibat penurunan pendapatan. Ini akan berpengaruh kepada pengeluaran termasuk setoran BPJS menunggak.
Walau diakuinya sudah ada beberapa pelayanan BPJS kesehatan di rumah sakit ada yang bagus, ia mencontohkan RS Mata Arifin Achmad.
Karena itu ia berharap semua RS yang sudah terkoneksi kepada BPJS kesehatan harus mengacu kepada standar pelayanan yang sama sehingga saat masyarakat berobat mereka tidak lagi harus memilih-milih rumah sakit yang di sukai dan tidak akibat adanya perbedaan pelayanan.
"Kan masyarakat sudah bayar, jangan lagi ada imej buruk tentang pelayanan sehingga membuat mereka menunggak karena merasa tidak seimbang dengan biaya yang dikeluarkan tiap bulan, " pungkasnya.