Tembilahan (Antarariau.com) - Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan cabang Tembilahan, Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau mengajak peserta JKN-KIS se-Indonesia yang tergabung dalam Klub Program Pengelolaan Penyakit Kronis (PROLANIS) untuk membudayakan pola hidup sehat melalui peningkatan aktivitas fisik dalam acara Gebyar PROLANIS.
"Melalui kegiatan Gebyar Prolanis, kami ingin mempromosikan betapa murahnya dan mudahnya untuk menerapkan pola hidup sehat. Cukup dengan melakukan senam setiap pagi, kita sudah meningkatkan kebugaran dan sistem imun kita sehingga tidak mudah sakit. Dengan meningkatnya kesadaran masyarakat untuk berperilaku sehat sehari-hari, diharapkan jumlah peserta JKN-KIS yang sakit bisa menurun, sehingga pembiayaan pelayanan kesehatan dapat dialokasikan ke program promotif preventif untuk menjaga masyarakat yang sehat tetap sehat," jelas Kepala BPJS Kesehatan Cabang Tembilahan,Yessy Rahimi di Tembilahan, Sabtu.
Yessy menjelaskan, Prolanis merupakan sistem pelayanan kesehatan dan pendekatan proaktif terhadap peserta JKN-KIS yang menderita penyakit kronis seperti Diabetes Mellitus dan Hipertensi, untuk mencapai kualitas hidup yang optimal dengan biaya pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien.
Acara Gebyar Prolanis ini dimeriahkan oleh sejumlah rangkaian kegiatan seperti senam Prolanis, edukasi kesehatan kepada masyarakat, pemeriksaan penunjang gratis bagi peserta Prolanis lomba cerdas cermat antar Klub Prolanis, Best Practice Sharing, serta beragam kegiatan menarik lainnya.
Adapun sasaran kegiatan tersebut meliputi 5.342 Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP), 6.468 Klub Prolanis dan 101.486 peserta Prolanis yang tersebar di 288 kabupaten kota seluruh Indonesia.
Sementara itu, hingga April 2017, tercatat ada 302.325 peserta Prolanis Diabetes Mellitus dan 334.979 peserta Prolanis Hipertensi.
Pada kesempatan itu pula, Yessy juga mempromosikan Mobile Screening sebagai salah satu fitur dalam aplikasi BPJS Kesehatan Mobile yang sangat berguna untuk mendeteksi risiko penyakit kronis sejak dini.
"Melalui aplikasi tersebut, kami berharap peserta JKN-KIS dapat lebih aware untuk melakukan pemeriksaan riwayat kesehatannya. Semakin dini peserta mengetahui risiko kesehatannya, semakin cepat upaya pengelolaan risiko itu dilakukan, sehingga jumlah penderita penyakit kronis dapat menurun," jelas Yessy.
Oleh: Adriah Akil