Pekanbaru, (Antarariau.com) - Provinsi Riau menargetkan 25 persen sagu akan menjadi bahan makanan pokok pengganti beras di wilayah setempat pada tahun mendatang.
"Tahun ini saja 10 persen sagu sudah dipasarkan sebagai pangan dasar di Riau," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Riau Darmansyah kepada Antara di Pekanbaru, Senin.
Darmansyah mengemukakan alasan pengalihan penggunaan bahan pangan beras ke sagu ini karena Riau memiliki sumber terbesar untuk bahan karbohidrat yang satu ini ketimbang padi-padian.
Selain itu untuk upaya diversifikasi pangan beras dengan sagu serta umbi-umbian sehingga tidak membuat sebuah daerah termasuk Riau tergantung pada nasi sebagai sumber karbohidrat.
"Kita juga mewaspadai ketergantungan beras dari luar provinsi," tutur Darmansyah.
Menurutnya dia tiap tahun hampir 1 juta ton beras beredar di pasar Riau sebagai bahan pangan karbohidrat. Ini bersumber dari segala sentra penghasil baik lewat perdagangan komersial maupun pengadaan pemerintah lewat Badan Urusan Logistik (Bulog).
Jumlah itu diperoleh dari pasokan beras dari tetangga seperti Sumbar, Palembang dan Sumut sebanyak 751.000 ton dan produksi padi lokal 247.000 ton.
"Artinya 60 persen kita Riau tergantung pada beras dari luar," tuturnya lagi.
Sementara di sisi lain sebutnya produksi sagu Riau mencapai 246.000 ton per tahun terbesar secara nasional, yang dihasilkan dari lahan seluas 87.000 hektare.
Tersebar di Kabupaten Kepulauan Meranti, Indragiri Hilir dan Kabupaten Bengkalis.
Karena itu sambungnya kini Riau sedang berupaya mensosialisasikan dan melakukan seminar pangan sagu.
"Kita punya sagu yang bisa menggantikan karbohidrat beras
Riau. Upaya diversifikasi tetap kita lakukan di pacu terus termasuk umbi-umbian," ucapnya pula.
Terutama bagi kesehatan usia lanjut yang rawan akan terjangkit penyakit diabetes atau gula.
Dengan mengkonsumsi sagu sebagai pengganti bahan pokok karbohidrat bisa menekan kadar gula darah.
"Saya saja sudah membiasakan mengkonsumsi sagu pengganti beras guna menekan kadar gula darah," ujarnya mencontohkan manfaat sagu.
Selain itu sebut dia kedepan pihaknya akan menciptakan bentuk pangan sagu dan umbi-umbian yang lebih baik kemasannya dan sudah dipadukan dengan protein sehingga konsumen bisa mendapatkan produk jadi berkualitas.
"Kita sedang melakukan penelitian bagaimana olahan sagu dan umbi-umbian dihasilkan sudah dalam bentuk bahan dasar karbohidrat yang mengandung protein dan vitamin, tunggu saja hasilnya," sebutnya membeberkan.
Ia menambahkan kini 10 persen masyarakat Riau sudah mengenal produk sagu, tahun depan 25 persen ditargetkan warga kenal sagu.
"Contoh ada 32 warung di Riau kini yang menjajakan me sagu dan aneka produknya, kafe-kafe sekarang juga menjajakan dan pelanggan mulai meminta sajian itu," tambahnya.
Berita Lainnya
Tim DKP Riau tangkap empat kapal terlibat aktivitas ikan-pasir ilegal
23 August 2024 17:26 WIB
Peringatan Hari Pajak, Kanwil DJP Riau gelar donor darah dan DJP Peduli
15 July 2024 16:07 WIB
Sidak pasar tradisional, DKP Kota Tangerang temukan sampel makanan berformalin
18 December 2023 16:40 WIB
DKP: Nelayan Kepri diimbau jangan melaut saat gelombang tinggi
23 September 2022 14:28 WIB
DKP: 17.274 rumah tangga nelayan di Sulteng hidup miskin, perlu perhatian serius
06 April 2022 22:57 WIB
DKP Sulbar serahkan bantuan senilai Rp10 miliar ke kelompok nelayan, anggotanya 700 ribu orang
14 January 2022 7:19 WIB
DKP anggarkan pengadaan 2.023 sapi tahun depan
08 November 2021 6:22 WIB
Bakamla-DKP Riau tangkap enam kapal pencuri ikan, empat dari Malaysia
29 March 2021 20:16 WIB