Pekanbaru, Riau (ANTARA) - Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Kota Pekanbaru, Provinsi Riau, memperketat pengawasan jalur distribusi berashingga ke ritel swalayan terkait adanya temuan peredaran beras oplosan dengan kualitas rendah namun dikemas dalam karung merek premium di wilayahnya.
"Pemerintah Kota Pekanbaru menindaklanjuti di lapangan, cek ke lapangan apakah ada beras-beras yang dimaksud," kata Kepala DKP Kota PekanbaruMaisisco di Pekanbaru, Riau, Rabu.
Menurutnya, pihaknya sudah beberapa kali turun ke lapangan melakukan pengecekan. Mereka turun memastikan beras premium tidak dioplos dengan kualitas rendah.
Selain itu, juga memastikan kemasan dan beras yang dijual telah sesuai.
Dia meminta masyarakat juga harus paham juga beras oplosan itu seperti apa.
"Itu seperti medium yang dicampur dan dijual dengan harga premium, itu oplosan," ujar Maisisco.
Kemudian, ada juga beras medium yang dioplos dengan beras menir, dan dijual dengan harga medium.
Masyarakat diimbau agar paham, dan selektif dalam memilih beras yang akan dikonsumsi.
Maisisco juga mengingatkan pihak ritel agar memeriksa kembali beras yang mereka jual.
Beras yang dijual harus sesuai dan jangan sampai merugikan masyarakat.
"Ke depan kita akan terus melakukan pengawasan, jika ditemukan nanti tentu kita akan tindak sesuai dengan aturan yang berlaku," jelasnya.
Pihaknya juga berkoordinasi dengan Satuan Tugas Pangan Kepolisian Republik Indonesia dalam melakukan pengawasan.
Mereka bakal melakukan pengawasan bersama usai adanya temuan 8,9 ton beras oplosan yang dikemas dalam karung premium dari 22 toko di Pekanbaru.
Dalam hal tersebut juga ditemukan 79 karung beras stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) serta sejumlah karung kosong dengan merek yang sama.