London, Inggris, (Antarariau.com) - Lembaga anak-anak PBB dan pemerintah Malawi bekerja sama untuk menguji apakah drone dapat membuat pengiriman bantuan lebih cepat dan lebih efektif saat adanya bencana kemanusiaan, seperti banjir dan kemarau yang menimpa jutaan orang tiap tahunnya.
UNICEF mengatakan pada Kamis bahwa para pakar akan menyelidiki bagaimana drone, pesawat tanpa awak, dapat digunakan untuk mengambil gambar dari udara untuk membantu pemerintah dan lembaga derma menentukan dimana lokasi yang paling membutuhkan dalam krisis itu.
Mereka juga akan menguji penggunan drone untuk melakukan beberapa pengiriman kecil seperti perlengkapan medis darurat, vaksin dan sampel untuk diagnosa laboratorium.
"Ini sangat menyenangkan. Kami yakin bahwa drone memiliki potensi yang besar untuk membantu kami lebih cepat tanggap dalam keadaan darurat kemanusiaan," ujar kepala inovasi UNICEF Cynthia McCaffrey.
Percobaan itu, yang kemungkinan akan dimulai pada April mendatang, akan dilaksanakan dalam "ranah pengujian drone kemanusiaan" yang akan mengizinkan sistem itu untuk diuji coba hingga sejauh 40 kilometer di luar ibu kota Malawi, Lilongwe.
Para insinyur juga akan menyelidiki bagaimana drone dapat digunakan untuk memperluas sinyal wifi atau telepon di medan sulit.
Drone telah diuji untuk pengiriman komersial di sejumlah negara seperti Amerika Serikat dan Selandia Baru.
Namun ranah pengujian di Malawi diyakini menjadi yang pertama yang memfokuskan penggunaan drone dalam operasi kemanusiaan dan pekerjaan pengembangan.
Inisiatifnya dapat memberikan dampak signifikan di Malawi, yang rentan dilanda banjir dan kemarau. Sebanyak 40 persen keluarga di negara Afrika selatan itu bergantung kepada bantuan makanan.
Kedepannya drone gambar langit dapat membantu para petani meningkatkan hasil panen dengan cara mengidentifikasi permasalahan irigasi dan memantau variasi lahan, jumlah air dan kesehatan tanaman, kepala UNICEF Malawi Johannes Wedenig mengatakan kepada Thomson Reuters Foundation.
Drone juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi sumber-sumber air tersembunyi dan membantu masyarakat memutuskan dimana mereka dapat melakukan pengeboran.
"Inisiatif ini memberikan janji besar bagi Malawi, wilayah Afrika, dan bagi dunia," Wedenig mengatakan.
Drone yang digunakan untuk mengambil gambar dapat mengudara selama berjam-jam, mencakup ratusan mil, sementara drone yang digunakan untuk mengirimkan barang saat ini hanya mampu mengangkut beban seberat tiga kilogram sejauh 80 kilometer, UNICEF mengatakan.
Inisiatif itu menyusul sebuah proyek awal UNICEF yang dilakukan Maret lalu untuk menguji penggunaan drone untuk mengirimkan contoh darah dari bayi-bayi yang lahir dari ibu yang positif HIV di wilayah pedesaan ke sebuah laboratorium rumah sakit.
Sampel-sampel yang dikirimkan melalui jalur darat seringkali menempuh waktu satu minggu untuk mencapai laboratorium, menyebabkan pengiriman obat-obatan kepada bayi itu mengalami keterlambatan.
Berita Lainnya
Korea Utara tuding DK PBB lakukan 'standar ganda' atas uji coba rudal
29 March 2021 12:22 WIB
Sekjen PBB "begitu prihatin" soal berlanjutnya uji coba rudal Korut
02 January 2020 14:53 WIB
John Bolton: Uji coba rudal Korut melanggar resolusi PBB
25 May 2019 14:50 WIB
Dewan Keamanan PBB Akan Bahas Uji Coba Rudal Iran
22 October 2015 1:11 WIB
Korea Utara kembali lakukan uji coba "drone" serang nuklir bawah laut
08 April 2023 12:28 WIB
Rusia coba kumpulkan puing-puing drone AS yang jatuh di Laut Hitam
16 March 2023 10:53 WIB
Disdikbud Siak tiba-tiba salurkan bantuan baju dan sepatu untuk anak PKH
13 November 2024 19:22 WIB
Wamensos salurkan bantuan untuk korban erupsi Gunung Lewotobi Rp1,2 miliar
05 November 2024 15:33 WIB