Bocah 8 Tahun Lumpuh Akibat Infeksi Kulit

id bocah 8, tahun lumpuh, akibat infeksi kulit

Bagan Siapi-api, 10/2 (ANTARA) - Seorang bocah bermur delapan tahun, Teguh warga Desa Tanjung Leban, Kab. Rokan Hilir, Riau, menderita lumpuh akibat infeksi radang kulit yang dideritanya. Berdasarkan pantauan ANTARA, di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. RM Pratomo Bagan Siapiapi, Rabu, Teguh dirawat di ruang anak kelas ekonomi bersama dengan beberapa bocah lainnya yang mengalami ragam penyakit yang berbeda. Teguh anak pasangan Muhajir (50) dan Suharni (46) mengalami kelumpuh di bagian kaki sebelah kirinya yang habis di gerogoti bakteri atresia. Kedua orang tua Teguh mengaku resah dan terbebani atas derita yang dialami anak ke enamnya karena biaya yang di tanggung untuk perawatan serta perobatan Teguh mencapai belasan juta rupiah. "Terus terang saya gak sanggup untuk biaya rumah sakit anak saya ini," ungkap Muhajir sembari berharap agar pihak RS dapat memberikan keringanan terhadapnya dan segera melakukan tindak lanjut maksimal untuk menghambat menjalarnya infeksi kulit tersebut ke bagian organ tubuh lainnya. Muhajir mengatakan kondisi perekonomian keluarganya saat ini sedang genting, selain hasil jerih payahnya sebagai buruh harian yang pas-pasan, Muhajirin juga mengaku telah menjalani hidup yang serba kekurangan hingga dua dari tujuh anaknya terpaksa harus putus sekolah karena kekurangan biaya. "Untuk makan saja kami susah, di tambah lagi dengan kondisi anak saya seperti ini," ungkapnya. Sementara ibunda Teguh, Suharni yang ditemui ANTARA menjelaskan, infeksi kulit yang dialami Teguh sudah berlangsung sekitar satu tahun. Dengan tanpa menaruh kecurigaan, Suharni hanya melakukan rawat jalan. "Karena pada waktu itu anak saya masih bisa jalan," paparnya. Dilanjutkannya, dari hari kehari kondisi Teguh tidak mengalami perbaikan, infeksi semakin meradang dan mulai menggerogoti pangkal kaki sebelah kiri Teguh. Suharni yang mengaku khawatir, saat itu hanya membawa Teguh berobat rutin di puskesmas dan klinik terdekat. "Setelah mendapat anjuran dari perawat, baru kami bawa dia (Teguh -Red) ke RSUD di Bagan Siapi-api," katanya. Sebelumnya, ungkap Suharni, kondisi kritis Teguh sempat di abaikan oleh pihak RS hanya karena alasan biaya administrasi. Baru setelah ada jaminan dari sang suami, Muhajir, pihak RS kemudian merujuk Teguh keruang rawat khusus untuk kemudian di pindahkan ke ruang rawat anak biasa. "Kita memang sudah kebingungan, sampai-sampai pondok pun sudah ikut terjual hanya untuk menutupi biaya perobatan dan kebutuhan selama di rumah sakit. Sekarang kami hanya dapat berharap Kepada yang Maha Kuasa saja, agar di tunjukan jalan keluar dari semua masalah ini," tutur Suharni dengan nada peluh. Saat di konfirmasi, dokter yang menangani kasus Teguh, dr. Syamsul, SPA menjelas kondisi Teguh yang masih belum menunjukkan pemulihan yang signifikan. "Dari hasil pemeriksaan kami, Teguh terkena infeksi radang kulit. Untuk masa pemulihannya, di butuhkan tim khusus dan obat dengan harga yang relatif mahal," kata Syamsul. Sebelumnya, seperti yang dikatakan dokter Syamsul, pihaknya telah merawat seorang balita berusia 8 bulan dengan penyakit yang sama. Setelah dilakukan upaya pemulihan dan pemeliharaan otentik, akhirnya perlahan kondisi balita asal Bagan Siapiapi itu dapat pulih dan dibenarkan untuk menjalani perawatan jalan di rumahnya. Untuk Teguh, tambah Syamsul, pihak RS bukan tidak ingin memberikan keringanan. Hanya saja, pihak keluarga tidak memiliki kartu Jaminan Kesehatan (Jamkesmas), sehingga manajemen RS tidak bisa berbuat apa - apa selain menjalankan prosedur yang berlaku. Menurut Syamsul, penyakit yang melekat pada Teguh tergolong infeksi radang yang terjadi akibat pola makan yang tidak beraturan dan kebersihan lingkungan yang terabaikan. Awal nya, imbuhnya lagi, Teguh hanya merasa kaki sebelah kirinya sakit seperti terkilir dan mengalami pembengkakan, namun ternyata tidak sampai di situ saja pembengkakan pada kaki sebelah kiri teguh tersebut akhir nya pecah dengan mengeluarkan cairan nanah berwarna kemerah-merahan.Berharap Uluran Tangan Buat Teguh Dalam ke tidak berdayaannya, Muhajir juga sangat mengharapkan uluran tangan dari masyarakat yang bersedia meringankan beban Keluarganya seperti halnya yang dilakukan oleh masyarakat kepada Bilqis. "Saya sudah tidak mampu untuk berbicara apa lagi, selain hanya dapat berharap uluran tangan dan bantuan demi penyembuhan putra kami ini," lirih Muhajir. Untuk di ketahui, sebelumnya pihak keluarga sempat membawah Teguh ke Rumah Sakit Swasta di Pekanbaru, untuk menjalani perobatan sebanyak dua kali. Namun, akibat ketidakmampuan keluarganya untuk membayar biaya operasi sesuai anjuran pihak Rumah Sakit akhirnya dengan terpaksa Teguh di bawa kembali ke rumahnya. Sejak saat itu, kondisi kesehatan Teguh semakin memburuk luka di kakinya pun tak kunjung sembuh dan terus mengalami pembusukan hingga kaki kirinya itu sudah tidak mampu lagi untuk di gerak kan.***