Pekanbaru, (ANTARA) - Gubernur Riau Abdul Wahid menjadikan bocah penari di atas perahu tradisional Pacu Jalur dari Kabupaten Kuantan Singingi yang videonya viral dengan julukan "Aura Farming", Rayyan Arkan Dikha, sebagai Duta Pariwisata Riau.
Gubernur Riaumemberikan penghargaan dan beasiswa pendidikan sebagai bentuk apresiasi atas jasanya mempromosikan budaya Riau ke kancah mancanegara. Menurutnya fenomena Dikha adalah bukti bagaimana era digital mampu melambungkan kearifan lokal.
"Jasanya besar, untuk itu hari ini saya nobatkan sebagai Duta Pariwisata Riau. Saya juga memberikan beasiswa pendidikan kepada Dikha, semoga ini bisa bermanfaat untuknya," kata Abdul Wahid, di Kantor Gubernur Riau, Pekanbaru, Selasa.
Menurutnya, inisiatif pemberian penghargaan dan beasiswa ini lebih dari sekadar apresiasi. Ini adalah bentuk motivasi bagi generasi muda Riau lainnya agar semakin mencintai, menjaga, dan aktif mempromosikan budaya daerah mereka.
Langkah yang dilakukan Dikha, katanya lagi, meskipun terbilang sederhana, telah memberikan dampak besar bagi nama baik Riau di mata dunia. Gubernur menekankan bahwa di tengah arus informasi digital, setiap individu memiliki potensi untuk menjadi agen promosi budaya.
"Saya menyampaikan bahwa kita merasa bangga bahwa selama ini Pacu Jalur budaya dan tradisi kita bisa dikenal luas oleh seluruh masyarakat," ujarnya pula.
Rayyan Arkan Dikha yang diundang langsung ke Kantor Gubernur Riau tidak menyangka bakal bertemu Gubernur Riau. Ia pun memperagakan tarian pacu jalur tersebut disambut riuh tepuk tangan pegawai Pemerintah Provinsi Riau yang turut melakukan aksi tren "Aura Farming" tersebut .
“Wah saya senang. Gak nyangka sebelumnya bakalan ketemu Pak Gubernur terus diapresiasi jadi Duta Pariwisata Riau,” kata Dika.
Anak Coki adalah sebutan bagi penari yang berdiri di ujung perahu, menggoyangkan tubuh dan menjadi pusat perhatian penonton saat Pacu Jalur berlangsung. Diungkapkannya ini bukan sembarang tugas, ia harus menjaga keseimbangan di atas perahu panjang yang bergoyang kencang saat didayung oleh puluhan anak jalur.
“Hal yang susah untuk menari di atas perahu itu tentunya mengimbangkan badan. Saya belajar sendiri secara otodidak,” ujarDikapula.