Aura Farming Pacu Jalur jadi sorotan dunia, kunjungan ke Kuansing diprediksi meningkat

id Tren aura farming, trending pacu jalur, Dispar Riau, sorotan internasional,Pacu jalur

Aura Farming Pacu Jalur jadi sorotan dunia, kunjungan ke Kuansing diprediksi meningkat

Salah satu aktraksi pacu jalur di Kuantan Singingi, Provinsi Riau. ANTARA/HO-Pemprov Riau

Pekanbaru, (ANTARA) - Dinas Pariwisata Provinsi Riau mengaku bangga akan fenomena "aura farming" yang viral memperagakan gerakan dari budaya tradisional Pacu Jalur dari Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing) yang menjadi sorotan hingga kancah internasional.

Kepala Dispar Riau, Roni Rakhmat dalam tanggapannya di Pekanbaru, Jumat mengatakan, Pacu Jalur adalah Warisan Budaya Tak benda yang diakui secara nasional oleh Kementerian Kebudayaan.

Dengan adanya viralitas 'aura farming' ini, perhatian dunia semakin tertuju pada Festival Pacu Jalur.

"Tentu ini merupakan kebanggaan luar biasa bagi kami, bagi Riau, dan khususnya Kuansing. Ini membuktikan bahwa budaya lokal kita memiliki daya tarik universal dan bisa dikenal secara global," kata Roni.

Dia pun memprediksi jumlah kunjungan wisatawan ke Kuansing dan Riau bakal meningkat tajam pada Agustus mendatang. Dari sisi pariwisata, Pacu Jalur semakin mengukuhkan posisinya sebagai magnet utama destinasi wisata budaya di Riau, bahkan di Indonesia

Belakangan ini, jagat media sosial, khususnya platform video pendek TikTok, tengah diramaikan oleh tren Aura Farming.

Tren yang bermula sebagai istilah slang di kalangan generasi Z dan generasi Alpha ini mendadak viral karena menampilkan gerakan khas dari salah satu tradisi olahraga mendayung Indonesia, yakni Pacu Jalur.

Fenomena ini memantik rasa penasaran warganet di berbagai negara. Banyak pengguna TikTok mancanegara membuat video meme menirukan gerakan cool atau badass ala bocah pendayung di atas jalur — sebutan untuk perahu panjang khas Kuantan Singingi, Riau — sambil diiringi lagu Young Black & Rich karya Melly Mike yang turut menambah suasana energik.

Biasanya, Festival Pacu Jalur berlangsung pada Agustus di Sungai Batang Kuantan, Teluk Kuantan. Perlombaan ini menyedot ribuan penonton, bahkan kerap dihadiri masyarakat perantauan yang pulang kampung demi menyaksikan momen kebanggaan daerah tersebut.

Suasana penuh warna pun tercipta lewat kostum para pendayung, teriakan penyemangat, dan suara dentuman meriam tanda perlombaan dimulai. Menariknya, Pacu Jalur juga memiliki catatan sejarah di masa kolonial.

Pada era penjajahan Belanda, Pacu Jalur dijadikan bagian dari perayaan adat dan peringatan hari kelahiran Ratu Wilhelmina pada 31 Agustus. Pacu Jalur dilombakan selama dua hingga tiga hari, tergantung jumlah perahu peserta.

Tradisi ini terus dilestarikan hingga kini, bahkan menjadi agenda rutin Pemerintah Provinsi Riau untuk menarik wisatawan nusantara maupun mancanegara.

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Fenomena Pacu Jalur jadi sorotan internasional, kebanggaan Riau

Pewarta :
Editor: Afut Syafril Nursyirwan
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.