Pekanbaru (Antarariau.com) - Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachmand mengklaim perekonomian wilayah setempat mulai menggeliat setelah udara terbebas dari kabut asap akibat kebakaran lahan dan hutan (Karlahut).
"Akhir-akhir ini saya dan Plt Walikota banyak menerima tamu, untuk kegiatan yang dilakukan di luar Jawa, seperti kemaren IDI, hari ini AJI, sebelumnya ada beberapa saya lupa," kata Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachmand usai membuka acara Festival Media 2016 yang diselenggarakan Aliansi Jurnalis Independent di Puswil Soeman HS, Pekanbaru, Sabtu.
Andi sapaan pria berkacamata ini mengaku bersyukur kondisi alam Riau yang terbebas dari kabut asap tahun ini, telah menjadikan setiap acara event nasional maupun lokal bisa terselenggara dengan baik di wilayah setempat.
"Ini didorong karena suksesnya kita mengatasi karlahut sehingga tidak ada keragu-raguan bagi organisasi dan asosiasi untuk menyelenggarakan kegiatannya di Riau," terang Andi.
Diakui andi semangat geliat ekonomi Riau ini menjadi dorongan bagi bupati/walikota, Satgas dan instansi terkait Karlahut konsisten tetap menjaga agar tidak terjadi asap.
"Kita bisa rasakan tahun ini tidak ada asap, tamu banyak datang ekonomi berjalan dengan baik, pendidikan, kesehatan baik, masyarakat dalam menjalankan aktiftas tidak terganggu ini suatu kepuasan bagi kita," rinci dia lagi.
Ia menambahkan dengan AJI melaksanakan talkshow asap dan problematikanya sangat cocok untuk Riau. Namun ia berpesan kalau bisa tidak hanya menyoroti itu tetapi memberikan informasi kepada masyarakat bahwa karlahut tidak menguntungkan bagi semua.
"Karena itu kami mengimbau pemilik lahan, petani, perusahaan tidak membakar hutan," tegasnya.
Andi menambahkan, ia mengapresiasi kegiatan yang ditaja oleh AJI karena menjadikan suatu kebanggaan baik masyarakat telah memilih Riau sebagai lokasi pertama pelaksanaan di luar Jawa.
Di sisi lain Sekjen Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI Bambang Hendroyono, menyatakan kondisi udara Riau 2016 lebih baik dibandingkan 18 tahun belakangan. Ini dibuktikan adanya penurunan titik api sebesar 90 persen.
Selain itu adanya penanganan yang menyatu dan tersentral di satu titik lewat satgas.
"Model penanganan Karlahut di Riau juga bagus makanya jadi contoh bagi Provinsi lain seperti Sumsel dan Jambi," katanya menambahkan.