Denpasar (Antarariau.com)- Pemerintah Provinsi Bali menginginkan satua atau cerita rakyat dari daerah setempat dapat diberikan sentuhan animasi supaya lebih menarik minat generasi muda.
"Tidak mungkin jika kita mengenalkan satua Bali dengan cara-cara seperti dulu, di tengah kecanggihan teknologi saat ini," kata Kepala Dinas Kebudayaan Bali, Dewa Putu Beratha, di Denpasar, Kamis.
Menurut dia, melalui kegiatan Gelar Seni Akhir Pekan (GSAP) Bali Mandara Nawanatya, yang selama Oktober 2016 menampilkan film dokumenter dan film animasi di Taman Budaya Denpasar, sebagai salah satu upaya untuk menarik minat generasi muda mencintai dunia sinematografi.
"Apalagi kalau satua Bali ke depan dapat ditampilkan dalam bentuk animasi, tentu sangat bagus karena cerita rakyat kita sarat dengan pendidikan budi pekerti," ujarnya.
Beratha menambahkan, sengaja selama satu bulan ke depan ini GSAP Bali Mandara Nawanatya mengangkat tajuk Bulan Sinema karena film, animasi, dan fotografi kini adalah media-media yang paling menarik hati anak muda Bali.
"Pencitraan Bali masa lampau dan masa kini pun banyak yang diabadikan melalui ketiga media kreatif ini," ucapnya.
Bulan Sinema selama Oktober mendatang diantaranya akan memutar film-film dokumenter tentang Bali tempo dulu sekitar 1930-an dari hasil koleksi Arsip Bali yang merupakan hasil repatriasi atau pemulangan kembali dan restorasi oleh Dr Edwart Herbst dan Stikom Bali.
"Selain mengungungkan khasanah dunia seni pertunjukan Bali berikut para maestronya di masa itu, film tersebut juga mengetengahkan beragam cuplikan ritual dan panorama alam Bali yang tidak hanya menjadi catatan penting akan kesejarahan dan kegemilangan budaya Bali, juga sumber inspirasi karya kreatif di masa mendatang," katanya.