Ade Hartati Rahmat: Pelaksanaan "Full Day School" Harus Melibatkan Keluarga

id ade hartati, rahmat pelaksanaan, full day, school harus, melibatkan keluarga

Ade Hartati Rahmat: Pelaksanaan "Full Day School" Harus Melibatkan Keluarga

Pekanbaru (Antarariau.com) - Anggota Komisi E DPRD provinsi Riau Ade Hartati Rahmat menyatakan bahwa dalam substansi pendidikan harus melibatkan semua unsur, begitu juga dengan keputusan pemerintah terkait sekolah sehari penuh atau "Full Day School".

"Bukan masalah setuju atau tidak setujunya dengan kebijakan yang akan diambil pemerintah terkait Full Day, hanya saja substansinya pendidikan harus melibatkan seluruh unsur," ujar Ade Hartati Rahmat dari Pekanbaru, Jumat.

Sebagai informasi, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy, berwacana untuk penerapan sistem belajar mengajar dengan "Full Day School" untuk memenuhi pendidikan karakter di sekolah.

Hal itu sesuai dengan pesan Presiden RI Joko Widodo bahwa kondisi ideal pendidikan di Indonesia adalah terpenuhinya peserta didik pada jenjang Sekolah Dasar (SD) mendapatkan pendidikan karakter 80 persen dan pengetahuan umum 20 persen. Sedangkan pada jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) terpenuhi 60 persen pendidikan karakter dan 40 persen pengetahuan umum.

Andaikata kebijakan Kemendikbud terkait "Full Day School" itu jadi diberlakukan, menurutnya peran keluarga harus mendominasi penuh dalam diri anak. Artinya, pemerintah harus memberi ruang bagi orangtua murid untuk ikut berperan.

"Memberi ruang bagi keluarga untuk berperan adalah sikap yang sangat bijaksana untuk masa depan anak. Hal inilah yang harus menjadi pertimbangan mendasar bagi pemerintah. Seperti dikatakan KH. Ahmad Dahlan untuk memajukan pendidikan harus melibatkan tiga unsur yakni keluarga, dunia pendidikan dan lingkungan," jelasnya.

Benar adanya bahwa pendidikan adalah investasi masa depan. Namun menurut Ade harus dipahami bahwa tujuan utamanya ialah untuk membentuk karakter siswa atau anak. Peran keluarga dalam pembentukan karakter menjadi sangat penting sebagai variabel independen.

"Artinya karakter seorang anak harus terbentuk terlebih dahulu dalam keluarga secara utuh dan mandiri supaya tidak mudah terpengaruh oleh lingkungan dimana nantinya anak/siswa menjalani masa-masa tumbuh kembangnya. Mandiri dalam bersikap dan mandiri dalam berfikir," katanya lagi.

Sementara itu anggota DPRD Riau yang lainnya mengatakan bahwa pemerintah harus memperjelas tujuan dari program sekolah satu hari penuh tersebut. Supaya keuntungan diselenggarakan kebijakan tersebut jelas bagi siswa dan para orangtuanya.

"Kita bukan masalah setuju atau tidaknya, namun tujuan program Full Day ini apa? Itu harus dijelaskan, kalau mereka itu nantinya bakal disokong dengan mata pelajaran yang banyak, itu akan membuat kejenuhan pada siswa," ucap Anggota DPRD Riau, Aherson.

Menurutnya, sebaiknya pemerintah membenahi kurikulum pendidikan terlebih dahulu. Jika mencontoh pada karakter pendidikan di luar negeri, mereka belajar fokus pada bidang ilmunya yang dipilih.

"Misalnya mereka pilih IPA, otomatis mereka mendalami IPA. Kalau dsini kan mata pelajaran yang diberikan pada siswa itu bisa sampai 15-20 buah, mereka jadi bingung," ungkap politisi ini.

Oleh: Nella Marni