Pekanbaru, (Antarariau.com) - Anggota Komisi V DPRD Provinsi Riau Ade Hartati Rahmat mengatakan perempuan masih menghadapai tantangan dalam memenuhi hak-haknya di bidang kesehatan, pendidikan dan ekonomi serta bisa hidup aman dan nyaman di negerinya.
"Kendala ini antara lain karena perempuan harus menghadapi kondisi berfikir yang dibangun dengan kerangka pondasi budaya patriaki yakni menomersatukan laki-laki di dalam rumah tangga atau di luar rumah," kata Ade di Pekanbaru, Sabtu.
Menurut Ade yang juga Wakil Ketua Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Anak dari Partai PAN itu, budaya patriarki yang mendorong laki-laki dalam setiap aspek selalu mendapat nomor satu karena perempuan berada dalam konteks sosial sehingga mengakibatkan perempuan harus terbentuk dari lingkungan dan budaya serta tradisi.
Padahal katanya, pendidikan merupakan hak dasar dan upaya awal sebagai salah satu cara agar perempuan kelak dapat melakoni kehidupannya dengan mandiri dan berdedikasi serta memiliki tanggung jawab dalam peran yang kelak akan digelutinya dan tentunya harus diiringi dengan kesalihan bersikap.
"Hak dalam mendapatkan pendidikan, sudah sejak lama diperjuangkan oleh Raden Ajeng Kartini yang dimulai dari membangun kesadaran bersama yang menyatakan bahwa perempuan juga memiliki hak yang sama dengan laki-laki untuk mendapatkan pendidikan," katanya.
Kesadaran tersebut, katanya, tentunya bertujuan untuk melahirkan perempuan-perempuan yang bisa mandiri intelektual dan sosial.
Diyakini bahwa pendidikan yang mampu membawa perempuan keluar dari segala keterbatasannya terbatas dalam akses terhadap ilmu pengetahuan, terbatas dalam akses mendapatkan hak-hak lainnya.
Pendidikan juga, akan mampu menyeimbangkan peran perempuan pada kehidupan sosialnya, sebab kecerdasan perempuan dalam menyerap berbagai bidang ilmu tentunya akan menjadikan perempuan tersebut memiliki pengetahuan dan daya juang yang akan mampu membentuk sikap dan perilaku seorang perempuan untuk dapat membagi perannya dalam ranah yang bermartabat, beretika, bertutur kata, kesantunan dan bersikap bijaksana.
"Pendidikan juga yang akan mengantarkan seorang perempuan untuk dapat menjadi mandiri dan memiliki eksistensi dalam perjalanan kehidupannya. Eksistensi tersebut dibutuhkan ketika perempuan memiliki tanggung jawab di ranah publik atau menjadi perempuan pekerja," katanya.
Perempuan pekerja tentunya tetap harus mampu menjaga peran dan kodratnya demi keseimbangan jalannya "kereta" kehidupan. Begitu kompleksnya peran perempuan, tentunya tidak mungkin bisa terpenuhi tanpa adanya dukungan dan keterlibatan seluruh pihak dalam memenuhi hak-hak perempuan.
Oleh karena itu, lanjutnya, melibatkan perempuan dalam setiap sendi kehidupan merupakan sebuah keharusan agar perempuan dapat membangun jalan bagi kehidupannya.
Karena itu perempuan untuk memiliki kontribusi nyata dalam hal pembangunan yg berkeadilan. Salah satu cara pemenuhan hak perempuan perlu didorong agar dapat memberikan akses dan kesempatan yang sama bagi perempuan dalam berdemokrasi.
Sebab demokrasi merupakan seni dalam menciptakan persamaan, seni dalam mewujudkan kesetaraan, dan demokrasi menghasilkan buah kepemimpinan yang bertujuan bagi kesejahteraan dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat. ***4*
Berita Lainnya
Benahi banjir Pekanbaru, legislator dorong evaluasi kebijakan tata ruang
06 February 2022 18:41 WIB
Ade Hartati Rahmat Ketuai Pansus DPRD Untuk Perlindungan Hak Perempuan
17 October 2016 15:32 WIB
Ade Hartati Rahmat: Pelaksanaan "Full Day School" Harus Melibatkan Keluarga
12 August 2016 9:57 WIB
Perbedaan Pendapat Ade Hartati dan Masnur Terkait Anggaran Pariwisata Riau
26 June 2016 13:57 WIB
Nyalon Wako Pekanbaru, Ade Hartati: Pemimpin Harus Punya Strategi Khusus
13 May 2016 19:05 WIB
Ade Hartati: Pembatalan Pelantikan Suparman Karena Statusnya Tersangka Cederai Demokrasi
20 April 2016 12:59 WIB
Jaga Lahan Tidak Terbakar, Perusahaan Diminta Ade Hartati Intensif Berkoordinasi
01 March 2016 17:17 WIB
Ade Hartati Ikuti Forum Perempuan Asia Pasifik
06 November 2014 20:39 WIB