Penemuan Vaksin Palsu, IDAI: Tidak Ada Indikasi Keterlibatan Tenaga Medis Riau

id penemuan, vaksin palsu, idai tidak, ada indikasi, keterlibatan tenaga, medis riau

 Penemuan Vaksin Palsu, IDAI: Tidak Ada Indikasi Keterlibatan Tenaga Medis Riau

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Ikatan Dokter Anak Indonesia Provinsi Riau menyatakan hingga kini belum menemukan indikasi keterlibatan tenaga medis khususnya dokter terlibat dalam kasus pemalsuan vaksin dan serum, yang baru saja dibongkar oleh Kepolisian Resor Kota Pekanbaru.

"Sampai kini saya belum ada, dan mudah-mudahan tidak ada. Kalau ada dugaan indikasinya, pasti sudah ada laporannya ke kami," kata Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Riau, dr Riza Iriani SpA kepada Antara di Pekanbaru, Rabu.

Ia mengatakan, upaya satuan tugas di Dinas Kesehatan Provinsi Riau sudah cukup kuat untuk mengantisipasi dugaan pemalsuan vaksin dan serum di daerah berjuluk "Bumi Lancang Kuning" ini. "Karena itu di Pekanbaru agak tenang (masyarakat) menanggapi kasus ini," ujarnya.

Ia berharap kasus tersebut bisa dituntaskan oleh pihak kepolisian agar program imunisasi nasional bisa tercapai.

"Saya berharap masyarakat tetap berpartisipasi, program imunisasi nasional tetap berjalan dan tidak berhenti karena kendala ini," ujarnya.

Sebelumnya, Jajaran Kepolisian Resor Kota Pekanbaru, Provinsi Riau menetapkan dua tersangka pemalsuan vaksin dan serum tetanus dan antibisa ular dengan barang bukti sekitar 100 ampul.

"Kedua tersangka saat diduga sebagai pengedar vaksin palsu sudah kita tahan," kata Kapolresta Pekanbaru, Kombes Toni Hermawan di Pekanbaru, Selasa (2/8) malam.

Namun begitu, dia tidak merinci kedua tersangka berikut kronologis ditangkapnya kedua orang itu karena saat ini Satuan Reserse Kriminal Polresta Pekanbaru masih terus melakukan pengembangan.

"Masih didalami, dan Kasat Reskrim saat ini sedang berupaya mengembangkan kepada distributor lain," ujarnya singkat.

Informasi yang didapat, selain mengamankan 100 ampul vaksin palsu, polisi juga telah mengantongi alat bukti berupa keterangan saksi dari BBPOM Pekanbaru dan Biofarma sebagai penyedia serta hasil pemeriksaan Laboratorium.

Kepala BBPOM Pekanbaru, Indra Ginting yang dihubungi terpisah membenarkan adanya tersangka yang ditangani polisi dalam pendistribusian vaksi palsu di Pekanbaru. Akan tetapi, dia juga tidak bersedia membeberkan identitas para tersangka tersebut.

Masyarakat Kota Pekanbaru sebelumnya dikejutkan dengan ditemukannya 20 botol vaksin palsu yang terdiri 10 botol Anti Bisa Ular (ABS) dan 10 botol ATS (Anti Tetanus Serum) pada akhir Juni 2016 lalu.

Ke 20 botol vaksin palsu itu ditemukan BBPOM Pekanbaru setelah melakukan serangkaian penyelidikan dan pemetaan terhadap puluhan sarana penyalur di kota Bertuah. Hasilnya, ditemukan dua sarana penyalur yang kedapatan menjual barang itu.