Rohil Evaluasi Efektifitas Tenaga Guru Honorer

id rohil evaluasi, efektifitas tenaga, guru honorer

Rohil Evaluasi Efektifitas Tenaga Guru Honorer

Rokan Hilir (Antarariau.com) - Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir, Provinsi Riau mengumpulkan seluruh guru dan tenaga honorer di lingkungan Dinas Pendidikan setempat untuk melakukan pendataan ulang tenaga pendidik di daerah itu.

"Harus diakui bahwa beban anggaran Rohil (Rokan Hilir, red) meningkat salah satunya karena untuk honorer. Seperti Dinas Pendidikan ini setiap tahunnya diperlukan anggaran yang besar," kata Pelaksana tugas Sekretaris Daerah Rohil Surya Arfan saat menghadiri pertemuan dalam rangka pendataan honorer yang dipimpin langsung oleh Asisten IV Bidang Administrasi Dahniar, di gedung GOR Batu Enam, Bagansiapiapi, Selasa.

Sekda mengatakan bahwa pada APBD Rohil 2017 juga akan kembali terjadi defisit anggaran sekitar Rp1,2 Triliun maka imbasnya diperkirakan Dinas Pendidikan mengalami pengurangan yang sangat signifikan, karena sebagian besar anggarannya untuk tenaga guru dan staf.

"Saya kira otomatis bila tidak ada pertambahan anggaran bisa saja Dinas Pendidikan akan duduk manis saja tak ada kegiatan, hanya yang sifatnya pelayanan saja," katanya.

Menurutnya kegiatan pendataan dan rekapitulasi tenaga honorer ini sebagai langkah untuk evaluasi ulang sejauh mana efektifnya para honorer di lingkungan Pemkab Rohil.

"Jangan coba pihak yayasan bermain mata dengan tenaga honorer. Kalau ada langsung diberhentikan dan tidak ada penggantian," ujar Surya Arfan.

Dari pendataan yang dilakukan Pemkab terang Surya memang ditemukan beberapa hal yang tidak bisa ditolerir seperti adanya ditemukan keberadaan honorer di Cikampek namun tercatat sebagai guru di Kecamatan Bagan Sinembah.

Begitu juga ditemukan adanya yang sudah berprofesi lain namun tercatat juga sebagai guru.

"Tak mungkin mereka bisa mengajar, bagaimana caranya kalau seperti itu," katanya.

Langkah tegas yang dilakukan Pemkab Rohil ini merupakan hal yang tidak bisa ditawar lagi.

Terhadap kasus ditemukannya data yang tidak benar atau fiktif, guru yang ternyata memiliki kerja ganda, tidak disiplin atau tidak aktif tanpa alasan maka terancam diberhentikan.

"Sejauh ini kami masih melakukan pendataan yang sedang berjalan. Untuk sanksinya dilihat nanti bagaimana tingkat kesalahan mereka," tuturnya. (Adv)

Oleh: Dedi Dahmudi