Dumai, Riau, (Antarariau.com) - Evakuasi buaya muara berukuran sekitar tiga meter peliharaan warga Dumai oleh Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Riau meninggalkan kesedihan mendalam bagi pemilik dan masyarakat sekitar.
Salah satu pemilik buaya itu, Aini yang mengurung buaya diberi nama Amad ini di bagian samping rumah di Gang Wakaf Jalan Pemuda Kecamatan Dumai Barat, kepada pers mengaku sangat sedih karena harus berpisah dengan hewan reptil tersebut yang sudah dianggap jadi bagian keluarganya.
"Dia sejak kecil kami besarkan dan sudah kebiasaan setiap pagi diberi makan ikan busuk, tapi mulai besok Amad tidak lagi di sini karena dipindahkan, terus terang saya merasa kehilangan anggota keluarga," kata Aini lagi.
Ia terlihat menangis dan mengaku sangat terpukul dengan pemindahan buaya yang telah dipelihara almarhum orang tuanya sejak tahun 1993 tersebut.
Dia pun sempat syok dan hilang kesadaran diduga kerasukan, namun cepat disadarkan oleh Zulkarnaen, adiknya.
Wanita berambut sebahu itu juga tidak dapat menahan tangis ketika buaya diangkat dan siap dikirim ke lokasi penangkaran baru di Kebun Binatang Kasang Kulim Kota Pekanbaru dalam keadaan mulut dan kaki terikat serta mata ditutupi kain.
Setelah buaya yang diperkirakan berusia 23 tahun ini sudah dinaikkan keatas mobil bak terbuka, Aini dengan ditemani adik Zulkarnaen mendekati Amad dan memegang ekor hewan tersebut untuk terakhir kali, dan diduga lagi dia dalam keadaan kembali dirasuki makhluk gaib.
Sedangkan adiknya, Zulkarnaen mengaku juga sangat sedih karena buaya peliharaan keluarga dipindahkan sehingga mereka tidak dapat lagi merawat.
Namun dia berharap Amad dapat melanjutkan hidup di lokasi penangkaran baru secara layak dan normal.
"Rasanya campur aduk, ada sedih karena tidak ada lagi Amad, tapi senang juga dia akan hidup normal di tempat baru, dan lebih baik dibanding di kandang yang sempit seperti sekarang," ujarnya pula.
Proses evakuasi biaya yang berlangsung sekitar dua jam itu disaksikan banyak warga setempat, dan sebagian mereka juga merasa kehilangan karena sudah menganggap Amad salah satu penghuni di lingkungan permukiman padat tersebut.
"Kami sudah biasa dengan kehadiran Amad dan memang sejak ditinggal pergi almarhum Imran, warga di sini agak khawatir jika dia lepas dari kurungan," kata seorang warga setempat pula.
Kepala Seksi Konservasi Wilayah IV BBKSDA Riau Muhammad Zanir menjelaskan, evakuasi buaya dilakukan berdasarkan permintaan warga pemilik karena tidak sanggup lagi merawat hewan itu sejak orang tuanya Muhammad Imran wafat pada pertengahan 2015 silam.
"Kami agak kewalahan mengangkat buaya ini karena sempat stres dan berontak, tapi tetap diusahakan evakuasi tidak sampai melukai hewan tersebut," kata Zanir.
Dia mengakui proses evakuasi agak terlambat dilakukan akibat terkendala anggaran dan butuh waktu pemindahan, namun baru dapat terlaksana setelah mendapat arahan dari Kepala BBKSDA Riau Tandia Cahyana.
Pihak BBKSDA Riau selanjutnya akan membawa buaya ini ke Kebun Binatang Kasang Kulim di Pekanbaru, karena tidak memiliki lokasi penangkaran sendiri dan lokasi itu dinilai sebagai tempat yang tepat untuk pertumbuhan lebih layak dan normal.*
Berita Lainnya
Warga Spanyol gelar unjuk rasa tuntut pemerintah setop jual senjata ke Israel
16 December 2024 13:48 WIB
Dua warga Kampar nekat cegat Jokowi di Solo, diduga curhat penyerobotan lahan
16 December 2024 8:05 WIB
Delapan warga NTB dari Suriah dijadwalkan tiba di wilayah setempat Minggu
14 December 2024 12:07 WIB
Legislator minta keamanan Warga Negara Indonesia di Suriah jadi prioritas
11 December 2024 13:08 WIB
Puluhan ribu warga diperintahkan mengungsi akibat letusan gunung berapi di Filipina
11 December 2024 9:37 WIB
Baznas salurkan daging Dam jamaah haji kepada warga Indonesia di Arab Saudi
07 December 2024 15:21 WIB
Sebanyak 113.000 warga Pekanbaru terima kartu prakerja
02 December 2024 6:34 WIB
Kemenkes ajak warga berperan aktif untuk mengeliminasi HIV/AIDS di Indonesia
30 November 2024 15:56 WIB