Peneliti: Pecinta Satwa Perlu Waspadai "Bad Luck" Pada Hewan Peliharaan

id peneliti pecinta, satwa perlu, waspadai bad, luck pada, hewan peliharaan

Peneliti: Pecinta Satwa Perlu Waspadai "Bad Luck" Pada Hewan Peliharaan

Padang, (Antarariau.com) - Peneliti sekaligus praktisi bidang Biologi dari STKIP PGRI Sumatera Barat (Sumbar), Fachrul Reza mengimbau kepada pecinta dan pemilik satwa peliharaan untuk mewaspadai tingkah laku "bad luck" atau ketidakberuntungan pada hewan tersebut.

"Sebagai pecinta satwa tentunya perlu mengetahui bad luck agar tidak merugikan," katanya di Padang, Jumat.

Dia menjelaskan perilaku bad luck ini merupakan ketidakberuntungan hewan atas kebiasaannya sendiri dimana akibatnya lebih sering berupa kematian.

Sebagai contoh untuk jenis ular, dimana ular bisa mengalami kematian akibat melakukan kesalahan dalam menangkap mangsa dan memakannya.

Lalu saat ular memakan mangsa ayam atau burung mengalami kesalahan posisi menelan yang seharusnya kepala lebih dahulu ekor.

Akibatnya bulu atau paruhnya menusuk organ dalam ular dan mati seketika.

Hal ini tentunya perlu menjadi perhatian pecinta ular atau dikenal hobiis reptilia.

"Pemelihara kucing dan kupu-kupu juga perlu memperhatikan bad luck yang datangnya tiba-tiba tersebut," ucapnya.

Bad luck pada kucing yang sering terjadi yakni kematian atau luka akibat salah makan tulang ikan.

Jika sedang lapar kata dia, kucing memakan tulang ikan dengan cepat dan tergesa-gesa akibatnya kadang tulang ikan tersebut nyelip di sela gigi.

Bagi kucing hal ini cukup mengganggu dan bila dibiarkan akan mendapati stress pada kucing yang mana dampaknya akan berbahaya.

Untuk itu pecinta kucing haruslah menyeleksi makanan yang akan diberikan.

Selain kucing kupu-kupu juga bisa mengalami bad luck terutama saat mengejar cahaya dan terbakar.

"Bagi pecinta hewan selain waspada tindakan pencegahan perlu dilakukan sedini mungkin," ucapnya.

Sementara itu BKSDA Sumbar, melalui Budi Novella mengatakan bahwa faktor terbesar bad luck adalah aktivitas manusia.

Seperti yang terjadi hewan berhabitat di hutan mati akibat pembalakan liar.

Sebagian mati ada yang terjerat bongkahan kayu, kekurangan oksigen dan sebagainya.