Makassar, (Antarariau.com) - Sutradara papan atas Indonesia Riri Riza menyatakan para sineas Makassar sudah membuktikan memiliki potensi berprestasi dalam dunia perfilman baik di tingkat nasional maupun internasional.
"Dalam dua sampai tiga tahun terakhir ini ada banyak pembuat film dari Makassar yang punya prestasi di tingkat internasional dan salah satunya Aditya Ahmad yang filmnya pernah diputar di Berlin," kata Riri di Makassar, Jumat.
Selain Aditya, kata dia, adapula Andi Burhamsyah yang karyanya juga telah banyak diikutkan festival pendek baik di tingkat nasional dan internasional.
Demikian pula, sineas Andro Marinuasa termasuk Deli Luhukai meski tidak sempat ikut festival tapi karyanya sudah cukup baik.
Mengenai sejarah perfilman khususnya di Makassar, kata Riri, memang sudah membuktikan akan kualitas sineas Makassar.
Sejumlah karya terbaik dari beberapa sineas Makassar juga telah dihasilkan hingga saat ini.
Sutradara asal Makassar itu menjelaskan, perkembangan film di Makassar sudah dimulai sejak era 60-an.
Kondisi itu yang membuat dirinya yakin dengan potensi dari para sineas asal Makassar.
Riri juga mengatakan, film tidak harus dibangun dari pusat ekonomi di satu daerah namun juga bisa dilakukan di kota lain.
Namun tentu saja membutuhkan kerja keras dan kemauan untuk serius dalam dunia film.
Selain itu, menurut dia, tentu saja adanya perhatian dari sejumlah pihak untuk membantu mendorong perkembangan perfilman di berbagai daerah di Tanah Air.
Untuk itu pula, Riri melalui ajang "Makassar-SEA Screen Academy" mencoba merangkul dan memberikan ruang yang lebih lebar bagi para sineas yang ingin mengembangkan kariernya di industri film.
Pendiri sekaligus Direktur "Makassar-SEA Screen Academy" ini menyatakan, untuk kegiatan ini juga bukan hanya untuk wilayah Makassar melainkan seluruh kawasan Indonesia timur (KTI).
Pada pelaksanaan yang keempat kalinya pada 2015, pihaknya telah menerima banyak film dari berbagai daerah di Indonesia timur seperti Papua, Kendari, Palu, Kupang, dan Lombok.
Film dari para pemula ini juga sudah cukup baik.
Selama pelaksanaan tiga tahun sebelumnya, sudah melatih sekitar 40 pembuat film dari berbagai daerah di Indonesia Timur.
Untuk pelaksanaan "Makassar-SEA Screen Academy 2015" yang digelar 27-29 Agustus 2015, menurut dia, juga akan membahas berbagai isu terkait perfilman Asia khususnya Indonesia.
Pihak penyelenggara juga akan memberikan pelajaran soal tren atau gaya baru yang berkembang saat ini.
"Makassar itu juga lebih menarik karena banyaknya orang yang tertarik mendalami dunia film. Ini tentu sesuatu yang positif dan kita harapkan semakin mengembangkan kualitas para pembuat film di Iindonesia Timur termasuk Makassar," ujarnya.