Sejarawan: Belanda Anggap Tengku Sulung Panglima Besar

id sejarawan belanda, anggap tengku, sulung panglima besar

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Ketua Masyarakat Sejarah Indonesia Provinsi Riau, Prof. Suwardi Mohd. Samin menyatakan Penjajah Belanda menganggap Pejuang Kemerdekaan Riau, Tengku Sulung sebagai Panglima Besar sama halnya dengan Jenderal Sudirman.

"Di Indonesia hanya ada dua panglima besar. Pertama Jenderal Sudirman dan yang kedua Tengku Sulung, Panglima Besar Ruteh Indragiri Hilir, Riau. Itu Belanda yang memberi dalam laporan gubernur jenderal kepada parlemen," katanya usai Uapacara Kemerdekaan di Kantor Gubernur Riau Jalan Sudirman Pekanbaru, Senin.

Menurutnya, Belanda menganggap Tengku Sulung sebagai Panglima Besar karena dia sering mengganggu dan melawan prajurit penjajah. Perlawanan itu di Selat Malaka dan di tempat Tengku Saleh di Sungai Batang, Kabupaten Indragiri Hilir sekarang.

Tengku Sulung, kata Suwardi, gigih malawan Belanda karena penjajah itu memakzulkan Raja Riau-Lingga, Sultan Mahmud IV Muzzafar Syah. Sejak itu, dia mati-matian melawan Belanda agar terusir dari tanah air hingga akhirnya ia terbunuh pada 1858.

Akan tetapi, lanjutnya, perjuangan Tengku Sulung tidak menjadikannya pahlawan apalagi panglima besar, tapi hanya pejuang kemerdekaan. Itu karena dia melawan prajurit-prajurit Belanda, dan bukan jenderal-jenderal.

"Dalam Undang-Undang mengatakan yang jadi pahlawan itu adalah yang melawan jenderal-jenderalnya," sebutnya.

Meskipun begitu, pihaknya sebagai masyarakat sejarah Riau akan terus berusaha agar nama-nama pejuang asal Riau lebih dikenal. Dikatakannya, bahwa telah diusahakan agar pejuang Riau lebih banyak masuk kurikulum sekolah.

"Tahun 2013 kita sudah semangat untuk memasukkan ke kurikulum, tapi yang 2013 itu mau direvisi lagi. Jadi ini harus kita dobrak lagi. Kita sudah ada dua buku Sejarah Perjuangan Riau I dan II. Kita akan dorong terus agar ini masuk," ujarnya.