Jakarta, (Antarariau.com) - Politisi Partai Golkar Nurul Arifin meminta Srikandi Pemuda Pancasila menyiapkan sumber daya manusia dan kompetensinya dalam memasuki kesiapan Indonesia dalam pasar regional ASEAN atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015.
"Kaum Srikandi Pemuda Pancasila harus siap memasuki era globalisasi MEA 2015," ujar Nurul di Jakarta, Sabtu.
Menurut Nurul, kesiapan sumber daya manusia Srikandi Pemuda Pancasila ini dicirikan dengan kemampuan berkomunikasi dengan bahasa Inggris yang baik dan kemampuan memakai ponsel agar bisa berinteraksi dengan media sosial seperti facebook dan twitter. Kemampuan berkomunikasi ini penting agar kaum perempuan tidak teralineasi dengan modernisasi.
Dia melihat, bahwa upaya untuk meningkatkan kemampuan kaum perempuan harus dimulai dari perempuan itu sendiri. Oleh karena itu, dia melihat masih relevannya ajaran Kartini tentang perlunya kaum perempuan Indonesia bangkit dari ketertinggalannya dalam semua bidang harus dilakukan.
"Kalau kita maju dan mandiri maka posisi tawar kaum perempuan semakin lebih tinggi.Jangan takut dengan dogma-dogma dan doktrin yang berkeliaran. Maju terus perempuan Indonesia," tegas Nurul.
Terkait UU Perkawinan Tahun 1974, dia mengatakan bahwa perlu ada revisi UU Perkawinan khususnya soal batasan usia pernikahan. Di dalam UU itu disebutkan bahwa batas minimal usia nikah untuk perempuan adalah 15 tahun dan untuk laki-laki 18 tahun.
Menurut Nurul, batasan itu harus direvisi minimal 20 tahun untuk wanita dan 25 untuk pria.
"Saya tidak tahu kenapa sampai hari ini tidak jalan, Dia melihat mungkin tantangan itu datang dari pemuka-pemuka agama dari desa. Padahal dari usia biologis usia 16 tahun perempuan belum siap dan juga bagi laki-laki usia 18 tahun secara psikis juga belum siap," terang dia.
Kepada anggota Srikandi Pemuda Pancasila Nurul mengajak mereka untuk terus memperjuangkan revisi batasan usia ini agar tidak banyak perceraian yang terjadi karena usia perkawinan yang masih dini ini.
Munas Srikandi Pemuda Pancasila berlangsung di Jakarta mulai 1 hingga 3 Mei 2015. Munas yang pertama ini mengukuhkan Srikandi Pemuda Pancasila sebagai badan otonom Pemuda Pancasila yang bertugas khusus membina kaum perempuan anggota Pemuda Pancasila.