Lima Puskesmas Pekanbaru Layani Tes HIV Dan AIDS Gratis

id lima, puskesmas pekanbaru, layani tes, hiv dan, aids gratis

 Lima Puskesmas Pekanbaru Layani Tes HIV Dan AIDS Gratis

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru, Riau, memiliki lima puskesmas yang membuka pelayanan pemeriksaan penyakit Human Immunodeficieny Virus (HIV) dan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) secara gratis.

"Jumlah yang memeriksakan diri secara sukarela atau disebut "Voluntary Counseling Test" (VCT) setiap tahunnya meningkat," kata Kepala Seksi Pencegahan Dan Pemberantasan Penyakit (P2P), Diskes Pekanbaru, Awida Roose, di Pekanbaru, Selasa.

Menurut dia, sejak tahun 2004 pemko sudah mencanangkan pelayanan tes sukarela di puskesmas. Saat itu pemerintah memilih satu lokasi sebagai percontohan yakni Puskesmas Senapelan. Dipilihnya wilayah ini erat kaitannya dengan kondisi Kecamatan Senapelan saat itu yang banyak terdapat tempat hiburan malam.

"Saat itu biar dekat para PSK dan masyarakatnya datang memeriksakan HIV/AIDS," paparnya.

Seiring perkembangan kota yang diikuti juga berdirinya hotel dan tempat hiburan malam, bahkan sempat ada lokalisasi di Teluk Lembu Ujung (Teleju), Pemko menambah lagi empat puskesmas yangt bisa melakukan pelayanan "VCT".

"Sehingga kini ada lima puskesmas yang sudah mampu melayani tes HIV/AIDS secara sukarela," katanya.

Puskesmas dimaksud adalah Senapelan, Simpang tiga, Tenayan Raya, Payung Sekaki dan Limapuluh. Selain "VCT" puskesmas ini juga menjadi rujukan pelayanan pengobatan bagi mereka yang sudah positif HIV/Aids.

"Layanan Kesehatan Berikutnya (LKB) kita berikan bagi pasien HIV/Aids seumur hidup," paparnya.

Meski diakui tidak jarang pasien yang sudah dinyatakan positif malas berobat LKB, karena sudah merasa sembuh. Sementara penyakit ini tidak ada obatnya, sehingga harus terus dilakukan pemberian obat seumur hidup untuk membantu meningkatkan stamina tubuh.

Berbicara jumlah pasien yang sudah datang sukarela memeriksakan diri ke puskesmas sejauh ini mencapai sekitar 1.200 orang. Sebanyak 600 orang dinyatakan HIV dan 600 orang AIDS.

"Ini masih yang sukarela saja datang ke puskesmas," katanya.

Jumlah ini harusnya lebih banyak lagi, karena memeriksakan bukan berarti sudah terjangkit, namun upaya dini untuk pencegahan apalagi tidak dipungut biaya.

Walau diakuinya begitu terjangkit maka virus akan tetap diam di tubuh pasien sampai dia meninggal.

"Tetapi dengan pemeriksaan dini setidaknya pasien HIV/AIDS bisa menjaga diri untuk tidak menjadi penular bagi orang lain," sarannya.

Terkait biaya pengobatan para pasien dia menambahkan sejauh ini pemerintah selalu menganggarkan pada Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kota Pekanbaru. Ditambah pasokan obat dari pemerintah pusat dan dunia.

"Tahun 2016 kita ajukan anggaran sekitar Rp1 miliar buat obat HIV/AIDS," katanya.