Pekanbaru, (Antarariau.com) - Ketua I Gabungan Penulis Nasional Malaysia, Prof Datuk Dr Abdul Latief Abu Bakar yang juga merupakan budayawan Malaysia mengaku kagum akan hasil karya tokoh Riau Tenas Effendy yang wafat pada Sabtu (28/2).
"Karya yang dihasilkan oleh almarhum Tenas Effendy merupakan karya yang menggambarkan kearifan Melayu Serumpun dan saya sangat mengaguminya," katanya di Pekanbaru, Senin.
Ia mengatakan menghormati Tenas Effendy bukan hanya karena Tenas adalah orang Indonesia, namun atas karya yang dihasilkan oleh tokoh Melayu asal Kabupaten Pelalawan itu.
Kehilangan tokoh Melayu yang bernama lengkap Tengku Nasruddin Effendy ini juga merupakan kehilangan besar bagi negara serumpun, karena selama ini almarhum merupakan tokoh yang menjadi panutan oleh semua kalangan melayu.
"Di Malaysia almarhum selalu diundang untuk menjadi pembicara di universitas terkenal, beliau juga selalu mengajarkan falsafah Melayu kepada anak anak "kampung". Kita sangat mencintai beliau dan karyanya," ujar Abdul Latief.
Untuk itu, lanjutnya, atas dedikasi yang diberikan kepada Melayu negara serumpun, Pemerintah Malaysia telah menganugerahkan gelar Doktor Falsafah melalui Universiti Malaya.
"Gelar itu merupakan bentuk kehormatan dari Malaysia kepada pak Tenas," lanjutnya.
Tennas Efendi meninggal dunia pada Sabtu jam 00.30 WIB di Rumah Sakit Arifin Achmad Pekanbaru setelah kondisi kesehatannya terus memburuk dalam beberapa hari terakhir.
Almarhum sebelumnya juga sempat dirawat di Rumah Sakit Putra Medical Center, Malaysia, namun dikarenakan kondisinya terus memburuk, almarhum dibawa pulang ke Pekanbaru dan dirawat di Arifin Achmad sebelum akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya disana.
Tenas Effendy lahir di Kuala Panduk, Pelalawan 9 November 1936 dikenal sebagai budayawan dan sastrawan Riau.
Jenazah Tenas Effendi dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum Jalan Pasir Putih, Pekanbaru yang berlokasi tidak jauh dari rumah almarhum.