AS Hibahkan Dana Konservasi Satwa Liar Sulut

id as hibahkan, dana konservasi, satwa liar sulut

AS Hibahkan Dana Konservasi Satwa Liar Sulut

Manado, (Antarariau.com) - Pemerintah Amerika Serikat menghibahkan dana sebesar 25 ribu dolar AS untuk Yayasan Masarang Sulawesi Utara selama 2014 guna konservasi dan rehabilitasi satwa liar.

"Kami berterima kasih dan memuji rehabilitasi dan upaya konservasi satwa liar di Tasik oki, Sulawesi Utara, yang dilakukan oleh Yayasan Masarang," kata Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Robert Blake, Jr, di Tasik Oki, Sulawesi Utara, Jumat.

Blake mengatakan, dana tersebut disediakan bagi Yayasan Masarang, yang bukan hanya melakukan kegiatan rehabilitasi dan konservasi satwa liar langka, tetapi juga melawan dan memberantas perdagangan hewan gelap di Indonesia, bersama Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Minahasa Utara, dan Polri.

Dia mengakui, pemberantasan perdagangan gelap satwa liar adalah prioritas Pemerintah Indonesia, dan Amerika Serikat, dengan misi bekerja sama dengan masyarakat sipil adalah cara untuk melindungi satwa liar dan memberantas kejahatan terhadap satwa liar.

"Apalagi pada 11 Februari 2014, Presiden Amerika Barack Obama telah mengeluarkan strategi nasional Amerika dalam pemberantasan perdagangan satwa liar yang mewakili upaya dari 17 agensi pemerintah AS dengan tiga prioritas strategis, yakni memperkuat penegakan hukum, menekan permintaan dan membangun kerja sama internasional," katanya.

Blake mengakui, bahwa Indonesia adalah lokasi yang memiliki keanekaragaman hayati terbesar kedua di planet bumi, setelah Brasil.

"Sayangnya keanekaragaman hayati yang sangat kaya tetrsebut tersebut, terancam karena banyak hutan tempat tinggal hewan-hewan langka seperti burung, reptil dan berkaki empat lainnya, dirusak oleh manusia yang tidak bertanggungjawab," katanya.

Ia mengatakan, satwa langka seperti burung dan hewan lainnya diperdagangan secara ilegal di seluruh dunia, dimana hewna-hewan liar dan langka dari seluruh Indonesia dibawa ke Manado dan lewat pelabuhannya dijual ke berbagai belahan dunia, seperti Filipina dan lainnya, bahkan dibunuh dan dikonsumsi penduduk