Jakarta, (Antarariau.com) - WWF Indonesia mendesak perusahaan sawit menerapkan Best Management Practices (BMP) guna menjaga keaslian wilayah jelajah dan menyelamatkan satwa Gajah Sumatera di alam maupun yang berada di lembaga konservasi ex-situ.
Direktur Komunikasi dan Advokasi WWF Indonesia Nyoman Iswarayoga di Jakarta, Minggu, mengatakan perkebunan sawit yang berada di sekitar kawasan habitat Gajah Sumatera di alam liar dapat hidup berdampingan dengan menerapkan BMP, sehingga keberadaan perusahaan-perusahaan tersebut tidak mengganggu kelangsungan hidup gajah.
WWF, lanjutnya, minta Presiden Joko Widodo serta Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk menetapkan status Siaga I atas nasib Gajah Sumatera mengingat populasi satwa ini setiap tahun terus menurun.
Ahli satwa liar WWF Indonesia Sunarto mengatakan belum ada survei atau penelitian secara serempak terkait populasi Gajah Sumatera. Namun sebagai identifikasi awal, data dari kelompok atau lembaga swadaya masyarakat pecinta satwa bernama latin Elephas maximus sumatrensis dari Aceh hingga Lampung cukup dapat menjadi pegangan.
"Semua kelompok pecinta gajah ada di hampir setiap daerah di Sumatera, kecuali di Sumatera Selatan, belum ada yang benar-benar fokus mengamati gajah. Tapi saya rasa sebagi identifikasi data mereka cukup," ujar Sunarto.
Penyebaran Gajah Sumatera saat ini, ia mengatakan rata di hampir seluruh wilayah Sumatera, kecuali Sumatera Barat. "Di Sumatera Barat punah sekitar 20 tahun lalu".
Populasi Gajah Sumatera, ia mengatakan mengalami penurunan sekitar 35 persen dalam tujuh tahun terakhir. Sekitar 70 persen habitat gajah telah hilang dalam 25 tahun terakhir, dan fakta ini seharusnya membuat semua pihak lebih peduli akan nasib Gajah Sumatera.
Populasi Gajah Sumatera dikategorikan kritis atau critically endangered dalam daftar merah lembaga konservasi dunia International Union for Conservation of Nature (IUCN). Gajah Sumatera juga berstatus satwa dilindungi berdasarkan Undang-Undang (UU) Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistem, serta menjadi spesies prioritas nasional.
Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Workshop Forum Gajah dan Kementerian Kehutanan di Bogor awal 2014, estimasi populasi Gajah Sumatera di alam liar saat ini diperkirakan tidak lebih dari 1.700-an individu. Populasi tersebut terus mengalami penurunan akibat fragmentasi habitat, konflik manusia dengan satwa, serta perburuan dan perdagangan ilegal untuk gadingnya. (*)
