Pekanbaru, (Antarariau.com) - Himpunan Pengusaha Swasta Minyak dan Gas (Hiswanamigas) Provinsi Riau menyambut positif imbauan PT Pertamina setiap Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) memasang kamera pengawas atau close circuit television (CCTV).
"Itu salah satu upaya kita bersama yang telah ditentukan oleh Pertamina dalam mengawasi penyaluran biosolar bersubsidi dan sebagian besar SPBU di Riau telah memasangnya. Kita bisa ambil positifnya dari pemasangan CCTV," ujar Sekretaris Hiswanamigas Provinsi Riau Tuah Laksamana di Pekanbaru, Senin.
Kamera pengawas tersebut, dia mengatakan, akan diarahkan pada kendaraan bermotor baik mobil atau truk yang mengisi bahan bakar minyak jenis biosolar pada sekitar 140 unit jumlah SPBU di Riau untuk dilakukan pemantauan.
Sebab, lanjutnya, dicurigai ada permainan yang dilakukan oleh operator-operator SPBU tegolong nakal di Riau dengan para supir mobil lazimnya dilakukan oleh jenis mobil dengan merk Isuzu Panther, dimana tangki minyaknya telah dimodifikasi menjadi lebih besar dari normalnya.
"Jadi Pertamina bisa melakukan cross check, sejauh mana SPBU di Riau terutama dicurigai melakukan penyimpangan biosolar. Karena SPBU tersebut tidak melaksanakan sesuai dengan ketentuaan yang berlaku, cukup hanya melihat rekaman CCTV," katanya.
Sebagai pengusaha yang menyalurkan bahan bakar minyak bersusidi terutama SPBU di Riau, pihaknya sangat mendukung penuh kebijakan pemasangan kamera pengawas dan belum lama diberlakukan oleh Pertamina untuk menghindari berbagai peyimpangan yang terjadi.
"Saya pikir itu positif saja dan kita bida ambil hikmahnya karena salah satu bentuk pengawasan barang bersubsidi seperti biosolar, agar tidak ada masalah dalam penyalurannya," ucap Tuah.
PT Pertamina (Persero) Perwakilan Pemasaran Riau Sumbar sebelumnya mewajibkan 140 unit stasiun pengisian bahan bakar umum di Riau untuk segera memasang kamera pemantau atau CCTV yang diarahkan pada penjualan bahan bakar minyak bersubsidi jenis biosolar.
"Kita sudah sampaikan kepada para pengusaha SPBU di Riau agar segera memasang CCTV. Jika mereka tidak memasang, akan mempengaruhi pasokan biosolar yang mereka jual," ujar Kepala Perwakilan Pertamina Pemasaran Riau Sumbar Ardyan Adhitia.
Data terakhir PT Pertamina Perwakilan Pemasaran Riau Sumbar menyebutkan dari 140 unit SPBU di Riau dengan penjulan BBM bersubsidi jenis premium sekitar 75.000 kiloliter per bulan, sedangkan BBM nonsubsidi jenis pertamax plus hanya sekitar 600 kiloliter per bulan.
Sementara untuk BBM bersubsidi jenis biosolar setiap bulan disalurkan sekitar 66.000 kiloliter atau lebih kecil dibanding dengan penjualan BBM nonsubsidi jenis pertamina dex yang hanya mampu menjual sekitar 200 kiloliter per bulan.