Rudenim Pekanbaru Dihuni 22 Anak Palestina

id , rudenim pekanbaru, dihuni 22, anak palestina

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Pekanbaru, Riau, saat ini dihuni oleh sebanyak 74 orang kalangan anak pencari suaka asal berbagai negara konflik, 22 di antaranya asal Palestina dan selebihnya asal Afghanistan, Pakistan, Iraq, Iran dan Myanmar.

"Sebanyak 47 orang merupakan anak laki-laki dan 27 anak perempuan," kata Kepala Seksi (Kasi) Registrasi Administrasi dan Laporan Rudenim Pekanbaru, Irawan kepada Antara di Pekanbaru, Jumat.

Menurut data yang dicatat di papan tulis pada Rudenim Pekanbaru, dari 74 anak pencari suaka itu, terbanyak adalah asal negara Afghanistan yakni mencapai 23 anak laki-laki dan 3 anak perempuan.

Kemudian asal Palestina ada 22 orang, terdiri dari 11 anak laki-laki dan 11 anak perempuan.

Selanjutnya juga anak pencari suaka asal Iraq, terdiri dari tujuh anak laki-laki dan tujuh anak perempuan, serta dari Iran ada lima anak laki-laki dan lima anak perempuan.

Sisanya menurut catatan Rudenim ada dari Myanmar dengan satu anak laki-laki dan satu anak perempuan.

Menurut Irawan, puluhan anak tersebut rata-rata dibawa atau datang bersama orang tua dan keluarganya.

Khusus untuk asal Palestina, selain 22 anak, juga ada 14 pencari suaka kalangan dewasa yang terdiri dari sembilan orang laki-laki dan lima lainnya perempuan.

Kemudian untuk asal Afghanistan, menurut catatan ada sebanyak 88 laki-laki dewasa dan enam orang perempuan, serta asal Iran ada 15 laki-laki dan 10 perempuan dewasa.

Untuk yang asal Iraq, ada sebanyak 24 kalangan dewasa, terdiri dari 13 pria dan 11 wanita, sementara asal Myanmar hanya ada satu perempuan dewasa.

Rudenim Pekanbaru juga ada satu imigran wanita dewasa asal Jordania.

Irawan mengatakan, saat ini Rudenim Pekanbaru juga telah mengalami kelebihan kapasitas dari jumlah maksimal 105 orang saat ini telah diisi sebayak 264 imigran asal berbagai negara konflik.

"Saat ini jumlah kamar di Rudenim Pekanbaru hanya ada sebanyak 18 orang. Idealnya, satu kamar itu kapasitasnya 6 orang namun sekarang mencapai 10 orang," katanya.

Maka kemudian, kata dia, Kepala Rudenim Pekanbaru, Santosa mengambil kebijakan untuk tidak lagi menerima atau menammpung para pencari suaka.

"Sebagian atau ada sekitar 200 orang imigran, sekarang bahkan berada atau diinapkan di Kantor Imigrasi Pekanbaru. Itu karena Rudenim sudah over kapasitas," katanya.