Pekanbaru (ANTARA) - Belantara Foundation bersama mitra sektor swasta asal Jepang, Vanfu Inc., melakukan penanaman bibit pohon secara simbolis di kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) Sultan Syarif Hasyim, Provinsi Riau, Selasa (2/9).
“Pendekatan kolaborasi multipihak ini menjadi kontribusi nyata mendukung target penurunan emisi gas rumah kaca Indonesia, khususnya di Sumatra,” sebut Direktur Eksekutif Belantara Foundation, Dr. Dolly Priatna dalam pernyataannya, Jumat.
Gerakan restorasi hutan itu terselenggara atas kerja sama Belantara Foundation dengan Kesatuan Pengelola Hutan Produksi (KPHP) Minas Tahura serta Kelompok Tani Hutan mitra Tahura SSH.
Bibit yang ditanam di antaranya balangeran (Shorea balangeran) dan balam (Palaquium hexandrum), spesies langka yang perlu dilestarikan.
Pihaknya berharap kegiatan ini mampu mengembalikan fungsi hutan sebagai pengatur tata air dan iklim mikro, sekaligus mengurangi risiko kerusakan lingkungan.
Representative Director APP Japan Ltd., Tan Ui Sian, menambahkan pihaknya akan mendorong lebih banyak pemangku kepentingan dari Jepang mendukung proyek pemulihan hutan tersebut.
Program ini sejalan dengan target SDGs terkait konsumsi berkelanjutan, penanganan perubahan iklim, pelestarian ekosistem darat, serta kemitraan global.
Sementara itu, Kepala KPHP Minas Tahura, Sri Wilda Hasibuan, menyebutkan Tahura SSH dengan luas lebih dari 6.000 hektare kini menghadapi ancaman deforestasi dan degradasi akibat perambahan lahan dan pembalakan liar.
"Restorasi hanya dapat berhasil melalui kerja sama lintas pihak. Program bersama Belantara Foundation dan mitra Jepang ini menjadi langkah penting menjaga fungsi Tahura SSH,” ujarnya.
Kegiatan tersebut juga menjadi bagian dari peringatan Hari Ozon Sedunia 2025 dengan tema From Science to Global Action, yang menekankan kolaborasi seluruh elemen masyarakat, termasuk sektor swasta, dalam melindungi lingkungan dan mendukung upaya mitigasi perubahan iklim.