Gubernur Riau mendadak cek harga pangan di Pasar Induk AKAP Pekanbaru, ini barang yang naik

id Pasar induk Pekanbaru, harga cabai naik, gubernur Riau sidak

Gubernur Riau mendadak cek harga pangan di Pasar Induk AKAP Pekanbaru, ini barang yang naik

Gubernur Riau Abdul Wahid didampingi Kepala Pasar Induk AKAP usai meninjau sejumlah pedagang. (ANTARA/HO-Pemprov Riau)

Pekanbaru, (ANTARA) - Gubernur RiauAbdul Wahidmelakukan peninjauan mendadak untuk mencek kondisi harga komoditas pangan dan mencatat berbagai kendala di lapangan di Pasar Induk AKAP Pekanbaru pada Rabu dini hari.

"Alhamdulillah, semua mayoritas komoditaspangan tergolong stabil walaupun ada yang turun dan naik. Cabai harganya naik tadi, koljugaharganya naik ya, tapi kalau kentang turun harganya dan bawang harganya sudah mulai turun,” kata GABdulWahid di Pekanbaru, Rabu.

Dalam kesempatan itu dia juga menyoroti kondisi tata kelola dan fasilitas Pasar Induk AKAP yang dirasa belum ideal. Ia menegaskan pentingnya menata ulang pasar induk ini untuk kenyamanan dan keamanan.

"Rencananya pasar ini akan ditata kembali sebab ada keluhan masyarakat terkait tempatnya,” jelasnya

Kepala Pasar Induk AKAP Pekanbaru, Heri, menjelaskan rincian pergerakan harga komoditas yang naik ada di antaranya cabaidari harga Rp50.000 naik ke Rp65.000 per kilogram (kg). Kenaikan juga terjadi pada cabai hijau dari harga Rp30.000 menjadi Rp35.000 per kg.

"Ini dipengaruhi oleh faktor cuaca dan pasokan, namuntidak semua harga naik," ujarnya.

Sementara itu harga bawang merah dan bawang putih justru mengalami penurunan signifikan, dari harga Rp48.000 menjadi Rp32.000 per kg. Kentang juga mengalami penurunan hargadari Rp12.000 menjadi Rp10.000 per kg, berkat pasokan yang lancar.

“Kalau harga di sini tergolong murah dan berbeda dengan pasar tradisional. Tentu saja itu wajar karena pasar induk ini distributor untuk penyuplai ke pedagang pengecer. Tentu dari situlah, ada biaya angkutan becak atau transpor ke pasar tradisional makanya itu membuat harga sedikit berbeda,” jelas Heri.

Pewarta :
Editor: Afut Syafril Nursyirwan
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.