Gereja Keluarga Kudus di Gaza City Tetap Berdiri Kokoh di Bawah Ancaman Israel

id Gaza, Palestina

Gereja Keluarga Kudus di Gaza City Tetap Berdiri Kokoh di Bawah Ancaman Israel

Sejumlah warga dan relawan medis membawa jenazah korban serangan drone Israel di Gereja Keluarga Kudus, di Rumah Sakit Baptis di Kota Gaza, Palestina (17/7/2025). (ANTARA/Xinhua/Mahmoud Zaki/aa.)

Gaza (ANTARA) - Para pendeta dan biarawati Gereja Keluarga Kudus di Gaza City menegaskan bahwa mereka akan bertahan di dalam kompleks gereja meski dibayang-bayangi oleh ancaman pendudukan Israel.

Merujuk pada pernyataan bersama Patriarkat Latin dan Patriarkat Ortodoks Yunani di Yerusalem, Komite Darurat Gereja Keluarga Kudus Gaza, Rabu (27/8) menyatakan bahwa keputusan tersebut adalah demi mendukung para pendeta dan biarawati yang terus melayani pengungsi di kompleks gereja.

Baca juga: PBB desak hentikan perang demi cegah krisis kelaparan makin parah di Gaza

Hal tersebut tetap mereka lakukan meski pasukan Zionis Israel telah memulai operasi besar-besaran untuk merebut Gaza City sembari mengumumkan perintah "evakuasi" bagi ribuan warga sipil, termasuk masyarakat Kristen, untuk keluar dari Gaza City di tengah pengeboman hebat.

Perintah evakuasi tersebut berpotensi mendorong pemindahan paksa warga Gaza City ke wilayah selatan Jalur Gaza.

Komite gereja menyatakan bahwa pengungsi yang tinggal di gereja pada akhirnya harus memutuskan sesuai dengan hati nurani mereka tentang apa yang mereka akan lakukan.

"Banyak dari mereka yang mengungsi di dalam kompleks Gereja adalah orang-orang yang lemah dan kurang gizi akibat kesulitan yang dihadapi dalam beberapa bulan terakhir," menurut Komite Darurat Gereja Keluarga Kudus dalam pernyataannya.

Mereka pun menyatakan bahwa meninggalkan Gaza City dan berupaya mengungsi ke Gaza selatan adalah sama "seperti hukuman mati".

"Karena itu, para pendeta dan biarawati telah memutuskan untuk bertahan dan terus melayani semua orang yang akan berada di dalam kompleks gereja," kata komite gereja itu.

Baca juga: Kecuali AS, DK PBB kompak kecam bencana kelaparan buatan di Gaza

Komite gereja tersebut menyatakan bahwa sejak Israel melancarkan perang genosidanya di Jalur Gaza, pihaknya tak pernah berhenti melayani warga yang mengungsi di gereja maupun masyarakat di luar dinding gereja.

Agresi Israel ke Jalur Gaza sejak Oktober 2023 telah menewaskan 62.895 warga Palestina, sebagian besar adalah wanita dan anak-anak, dan melukai 158.927 lainnya.

Sumber: WAFA-OANA

Pewarta :
Editor: Vienty Kumala
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.