Setelah 80 hari blokade, Israel hanya izinkan 9 truk bantuan kemanusiaan ke Gaza

id Berita hari ini, berita riau terbaru, berita riau antara, Gaza

Setelah 80 hari blokade, Israel hanya izinkan 9 truk bantuan kemanusiaan ke Gaza

Ilustrasi terkini Jalur Gaza setelah blokade bantuan oleh Israel. (ANTARA/Anadolu/py)

Jakarta (ANTARA) - Setelah hampir 80 hari memberlakukan pengepungan ketat, Israel akan mengizinkan hanya sembilan truk bantuan kemanusiaan untuk memasuki Gaza yang berpenduduk sekitar 2,4 juta jiwa, demikian laporan media Israel pada Senin (19/5).

"Sembilan truk bermuatan bantuan kemanusiaan, termasuk makanan bayi, akan memasuki Gaza melalui Israel dalam beberapa jam ke depan," kata Ghassan Alian, Kepala Kantor Koordinasi Kegiatan Pemerintahan di Wilayah (COGAT) milik militer Israel, kepada Radio Angkatan Darat.

Radio itu juga menyebutkan bahwa truk-truk bantuan akan diarahkan ke gudang milik organisasi internasional untuk kemudian didistribusikan kepada warga Palestina.

Sejak 2 Maret, Israel menutup seluruh jalur masuk ke Gaza untuk pengiriman makanan, obat-obatan, dan bantuan kemanusiaan, memperburuk krisis kemanusiaan yang telah sangat parah di wilayah tersebut, menurut laporan pemerintah, organisasi hak asasi manusia, dan lembaga internasional.

Berdasarkan data Bank Dunia, hampir seluruh populasi Gaza -- sekitar 2,4 juta orang -- sepenuhnya bergantung pada bantuan kemanusiaan.

Kantor Pemimpin Otoritas Israel Benjamin Netanyahu pada Minggu menyatakan bahwa Tel Aviv akan mengizinkan masuknya “jumlah dasar makanan” ke Gaza guna “mencegah terjadinya krisis kelaparan.”

Netanyahu menambahkan bahwa kelaparan dapat “mengancam kelanjutan Operasi Kereta Perang Gideon (Gideon's Chariot),” merujuk pada fase baru serangan darat Israel di wilayah utara dan selatan Gaza.

Lembaga penyiaran publik Israel, KAN, mengutip seorang pejabat yang enggan disebutkan namanya, mengatakan bahwa kebijakan itu bersifat sementara dan diperkirakan hanya berlangsung sekitar satu pekan, hingga pusat distribusi bantuan selesai didirikan -- kebanyakan berada di Gaza selatan, berada di bawah pengawasan militer Israel dan dijalankan oleh kontraktor keamanan asal Amerika Serikat.

Sejak Oktober 2023, militer Israel melancarkan serangan besar-besaran ke Gaza yang telah menewaskan lebih dari 53.300 warga Palestina, mayoritas korban adalah perempuan dan anak-anak.

Pada November lalu, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Netanyahu dan mantan Kepala Pertahanan Yoav Gallant atas tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

Israel juga tengah menghadapi gugatan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) terkait agresinya di wilayah tersebut.

Baca juga: Israel serang Rumah Sakit Indonesia, semua fasilitas medis Gaza Utara lumpuh

Baca juga: Israel mulai Lancarkan Operasi Darat Besar-besaran di Seluruh Gaza

Sumber: Anadolu