Pekanbaru (ANTARA) - Langit Pekanbaru tampak muram, seakan ikut berduka pada Jumat, 9 Mei 2025. Kabupaten Pelalawan kehilangan salah satu putra terbaiknya. H. Tengku Azmun Jaafar bin Tengku Said Jaafar, Bupati pertama Pelalawan, menghembuskan napas terakhir di RS Awal Bros Sudirman pukul 14.43 WIB.
“Innalillahi wa inna ilaihi raji’un. Kami memohon maaf atas segala kekhilafan beliau. Semoga Allah SWT menerima amal ibadah beliau dan menempatkannya di sisi terbaik-Nya,” ujar perwakilan keluarga dalam pernyataan duka yang disampaikan kepada masyarakat.
Kepergian H. Tengku Azmun Jaafar bukan sekadar meninggalkan kenangan, melainkan meninggalkan jejak kokoh bagi kemajuan Pelalawan, kabupaten yang ia bentuk dari nol dan bangun dengan sepenuh jiwa.
Peletak Fondasi Pelalawan
Tahun 1999 menjadi tahun bersejarah. Dengan tekad dan perjuangan yang tidak mudah, Tengku Azmun memperjuangkan pemekaran Kabupaten Pelalawan dari Kabupaten Kampar. Ia kemudian dipercaya menjadi Bupati pertama, menjabat dua periode dari 2000 hingga 2010.Dalam masa kepemimpinannya, ia membangun pusat pemerintahan baru di Pangkalan Kerinci, memperluas akses jalan antar-desa dan kecamatan, menginisiasi Kawasan Teknopolitan Pelalawan sebagai motor pengembangan ekonomi berbasis teknologi, serta memperkuat fasilitas pendidikan dan kesehatan di berbagai pelosok. Tak kalah penting, ia mengukuhkan jati diri Pelalawan lewat penguatan budaya Melayu.
H. Tengku Azmun Jaafar tidak sekadar membangun infrastruktur fisik. Ia membangun jiwa dan karakter daerah, merancang pondasi kuat untuk Pelalawan. H. M. Harris, mantan Bupati Pelalawan yang pernah mendampingi perjuangan awal pemekaran, mengenang almarhum dengan mata berkaca.
“Saya menyaksikan langsung bagaimana beliau membangun Pelalawan dari nol. Seorang pemimpin visioner, tak kenal lelah memperjuangkan kesejahteraan rakyat,” kata H. M. Harris.
Menurut Harris, Tengku Azmun adalah sosok inklusif yang mampu merangkul semua kalangan, dari tokoh adat, agama, hingga birokrasi. Karakter yang menjadi pondasi kuat bagi harmoni sosial di masa-masa awal kabupaten ini berdiri.
Teladan dalam Demokrasi
Bagi Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Pelalawan, Baprinaldi, almarhum adalah teladan dalam berdemokrasi."Almarhum selalu mendukung sistem pemilu yang jujur, adil, dan partisipatif. Komitmennya terhadap demokrasi lokal menjadi warisan penting bagi kita semua," ujar Baprinaldi.
Ia menambahkan, semangat Tengku Azmun dalam membangun pemerintahan partisipatif menjadi pilar utama perkembangan Pelalawan hingga hari ini.
Wakil Ketua DPRD Pelalawan, Baharudin, menyebut almarhum bukan sekadar pemimpin, melainkan mentor dan sosok bapak baginya. Kenangan terakhir mereka adalah momen ngopi bersama, hanya dua hari sebelum kepergian sang tokoh.
“Beliau berpesan, visi dan misi Pelalawan harus terus dilanjutkan. Beliau mengingatkan, 'Setiap orang ada masanya,' namun yang lebih penting adalah melanjutkan pekerjaan untuk kesejahteraan rakyat,” ujar Baharudin dengan suara parau menahan haru.
Mantan Wakil Bupati Pelalawan, H. Nasaruddin, juga mengenang jasa-jasa almarhum yang begitu besar, baik untuk dirinya pribadi maupun untuk masyarakat luas.
"Jasa-jasa beliau terhadap saya dan seluruh masyarakat Pelalawan sangat banyak, karena beliau adalah bupati definitif pertama kita. Saya menghimbau kepada seluruh masyarakat Pelalawan, terutama umat Muslim, mari kita doakan beliau agar mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT," ujar Nasaruddin dengan penuh haru.
Pernyataan ini mempertegas betapa dalamnya rasa kehilangan yang dirasakan oleh semua lapisan masyarakat atas kepergian sosok yang telah meletakkan dasar pembangunan Pelalawan.
Jenazah H. Tengku Azmun Jaafar disemayamkan di Pekanbaru, diiringi penghormatan dari keluarga, sahabat, pejabat, dan masyarakat. Doa dan air mata mewarnai prosesi, sebagai tanda cinta dan penghargaan atas dedikasi seorang pemimpin yang mengabdi tanpa henti.
Warisan H. Tengku Azmun Jaafar bukan hanya terlihat dari gedung-gedung yang berdiri, jalan-jalan yang membentang, atau sekolah-sekolah yang tersebar. Warisan sejatinya adalah semangat membangun, merangkul, dan memajukan, yang kini menjadi jiwa Pelalawan.
Selamat jalan, Tengku Azmun Jaafar. Namamu akan selalu hidup dalam setiap langkah Pelalawan menuju masa depan.