Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Industri dan Perdagangan Rusia Alexey Gruzdev mengatakan Rusia berupaya mendukung kebijakan dan prioritas nasional Indonesia.
Dalam wawancara singkat di sela-sela Forum Bisnis Rusia-Indonesia 2025 di Jakarta, Senin, Wakil Menteri Grusdev meyakini perdagangan antara Indonesia dan Rusia harus didasarkan pada rasa saling menghormati dan saling percaya.
Gruzdev mengatakan Rusia berusaha memahami hal-hal yang diharapkan oleh Indonesia, terutama dalam hal yang dapat mendukung kebijakan dan prioritas nasional Indonesia.
“Kami hanya akan melakukan apa yang diharapkan oleh mitra kami … bukan untuk mencoba menjual apa yang ingin kami jual,” kata Gruzdev, seraya menambahkan Rusia siap menjual lebih banyak hanya jika Indonesia siap.
Mengenai BRICS, Gruzdev mengatakan bahwa pihaknya meluncurkan Pusat Kompetensi Industri negara-negara BRICS dengan dasar keberadaan Organisasi Pengembangan Industri PBB (UNIDO) dan berharap Indonesia akan bergabung.
Wakil Menteri itu mengatakan ide awal dari pusat kompetensi tersebut adalah untuk mendistribusikan dan berbagi teknologi terbaik, solusi terbaik yang tersedia di negara-negara BRICS untuk kepentingan semua negara anggota BRICS.
“Kami percaya bahwa akan baik bagi UKM untuk mendapatkan akses ke pasar bersama, ke solusi untuk pelatihan, untuk keterampilan dan transfer teknologi,” ujar Gruzdev.
Mengenai penggunaan mata uang lokal dalam perdagangan antara Indonesia dan Rusia, Gruzdev mengatakan hal tersebut merupakan salah satu pilihan dan menganjurkan penggunaan mata uang lokal tersebut.
“Kami melihat banyak prospek untuk mata uang lokal karena ini memastikan stabilitas. Namun, bank-bank harus lebih aktif,” katanya.
Dia menyebutkan bahwa Rusia berhasil mencapai 90 persen perdagangan bilateral dengan penggunaan mata uang lokal, dan berharap Indonesia akan mengikuti jejak tersebut.
Mengenai perjanjian perdagangan bebas antara Indonesia dan Uni Ekonomi Eurasia (EAEU), Gruzdev berharap perjanjian tersebut bisa diselesaikan segera.
“Kami perlu menghilangkan sebagian besar hambatan dan itulah targetnya … kami akan memastikan bahwa setidaknya perdagangan bilateral kami akan menjadi saluran yang terpisah,” ucap Gruzdev.
Baca juga: Peringati Hari Kosmonautika, Rusia soroti peluang kerja sama di bidang antariksa
Baca juga: Kepala HAM PBB Volker Turk sebut serangan Rusia ke Ukraina sebagai kengerian