Gubernur: LSM Asing Jangan Ganggu Industri Hijau

id gubernur, lsm asing, jangan ganggu, industri hijau

 Gubernur: LSM Asing Jangan Ganggu Industri Hijau

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Gubernur Riau Annas Maamun menyatakan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) terutama asing diharapkan jangan lagi ganggu investasi yang dilakukan oleh para investor khususnya dalam bidang industri hijau di provinsi tersebut.

"Investor akan mampu membuat keputusan yang lebih efisien dan konsisten karena kepastian kawasan setelah disahkannya Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) Riau. Investasi dan industri hijau diharapkan dapat meningkat," kata gubernur di Pekanbaru, Rabu.

Dengan segera disahkannya RTRWP Riau oleh Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan, lanjutnya, maka akan tercipta lapangan pekerjaan bagi masyarakat di provinsi itu khususnya bidang industri hijau seperti sawit dan hutan tanaman industri.

Kesadaran sebagian industri yang berada di Riau dan untuk beroperasi secara ramah lingkungan, dia menilai, sudah baik dan terus dikembangkan, sehingga citra industri pro lingkungan harus dibangun oleh perusahaan itu sendiri.

Namun masalah tersebut kerap dirusak oleh berbagai kampanye hitam yang dilakukan oleh LSM asing seperti Greenpeace. Di Riau, kata Annas, Greenpeace tidak mempunyai pengaruh apapun, sehingga aktivitas mereka untuk mencoreng nama baik Riau lebih banyak dilakukan di internasional.

"Sejak menjadi bupati Rokan Hilir, saya tidak peduli Greenpeace dan meminta industri tidak terpengaruh. Namun sikap tegas terhadap Greenpeace untuk tidak secara terus menerus melakukan kampanye destruktif tentang industri, sebaiknya ditunjukkan pada pemerintah pusat," ucapnya.

Menurutnya, kampanye hitam yang dilakukan Greenpeace harus dihentikan sebelum muncul berbagai persoalan seperti terjadinya yakni perlambatan pertumbuhan ekonomi sebagai akibat industri yang stagnan.

"Kampanye-kampanye hitam Green Peace sebaiknya dihentikanlah, karena tidak membawa perbaikan. Apalagi bisa langsung menyentuh kepentingan masyarakat terutama masyarakat miskin di Riau dan itu merupakan tugas pemerintah pusat," tegasnya.

Berdasarkan data Badan Penanaman Modal dan Promosi Daerah (BPMPD) Riau pada kuartal pertama tahun 2014, investasi Penanaman Modal Asing (PMA) di provinsi tersebut menunjukkan peningkatan dengan total sebesar Rp7,19 triliun lebih dibanding 2013 hanya Rp2 triliun lebih.

Sedangkan untuk investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) di Riau tercatat sebesar Rp696,5 miliar lebih atau dengan kata lain belum menggeliat dari total investasi PMDN tahun 2013 sebesar Rp4,87 triliun.

Sektor yang mendominasi investasi baik PMA maupun PMDN secara keseluruhan berasal dari pengembangan sektor industri kertas dan bubur kertas, serta pengolahan turunan minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) salah satunya menjadi biodiesel.