Hamas tolak upaya pelucutan senjata dan pengusiran dari Jalur Gaza

id Berita hari ini, berita riau terbaru,berita riau antara, Hamas

Hamas tolak upaya pelucutan senjata dan pengusiran dari Jalur Gaza

Ilustrasi penyerahan sandera antara Hamas dan Israel di Jalur Gaza, Palestina. (ANTARA/Anadolu/py)

Istanbul (ANTARA) - Kelompok perlawanan Palestina, Hamas pada Selasa malam (18/2) menegaskan bahwa mereka menolak segala upaya pelucutan senjata atau pengusiran dari Jalur Gaza.

Hamas menekankan bahwa setiap pengaturan masa depan untuk wilayah tersebut harus diputuskan melalui konsensus nasional Palestina.

Juru bicara Hamas, Hazem Qassem, menyebut tujuan Israel untuk mengusir kelompok itu dari Gaza sebagai “perang psikologis yang konyol.”

“Penghapusan (kelompok) perlawanan dari Gaza atau pelucutan senjatanya adalah hal yang tidak dapat diterima,” katanya dalam sebuah pernyataan.

Sebelumnya pada Selasa, lembaga penyiaran publik Israel KAN melaporkan bahwa kepala otoritas Israel Benjamin Netanyahu telah memutuskan untuk memulai pembicaraan pekan depan terkait fase kedua kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran tahanan.

Namun, hal itu bergantung pada pengusiran Hamas dari Gaza dan demiliterisasi wilayah tersebut.

Di pihak lain, Qassem mengungkapkan bahwa pada Sabtu mendatang, rakyat Palestina akan menyaksikan “pencapaian besar” dengan pembebasan tahanan Palestina yang menjalani hukuman seumur hidup dan hukuman jangka panjang di penjara Israel.

Hamas juga mengumumkan pada Selasa bahwa mereka akan menyerahkan jenazah empat sandera Israel pada Kamis (20/2) dan membebaskan enam tawanan yang masih hidup pada Sabtu (22/2) sebagai bagian dari pertukaran dengan tahanan Palestina yang ditahan Israel.

Israel memperkirakan bahwa masih ada 73 sandera Israel yang berada di Gaza, sementara ribuan tahanan Palestina masih berada di penjara-penjara Israel.

Sejumlah laporan dari kelompok hak asasi manusia Palestina dan Israel telah mendokumentasikan kasus penyiksaan, kelaparan, dan pengabaian medis terhadap para tahanan Palestina, yang menyebabkan banyak kematian.

Qassem menegaskan kesiapan Hamas untuk melanjutkan fase kedua dan ketiga dari kesepakatan tersebut.

“Kami siap secara politik dan di lapangan untuk menerapkan semua ketentuan dalam kesepakatan,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa Hamas bersedia melaksanakan fase kedua dalam satu tahap, “selama itu mengarah pada gencatan senjata permanen dan penarikan penuh Israel dari Gaza.”

Selain itu, Hamas juga setuju untuk meningkatkan jumlah sandera yang dibebaskan “sebagai tanggapan atas permintaan dari mediator dan untuk menunjukkan komitmen kami dalam menjalankan kesepakatan secara penuh.”

Sejauh ini, total 1.135 tahanan Palestina telah dibebaskan dari penjara Israel. Israel dijadwalkan membebaskan 502 tahanan tambahan dalam pekan ini.

Kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran tahanan di Gaza mulai berlaku pada 19 Januari, menghentikan sementara perang yang telah menewaskan hampir 48.300 warga Palestina dan menghancurkan sebagian besar wilayah tersebut.

Pada November lalu, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Netanyahu dan mantan kepala otorita pertahanan Israel, Yoav Gallant, atas tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

Israel juga menghadapi gugatan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) terkait serangan militernya di wilayah tersebut.

Baca juga: Hamas kembali tegaskan komitmen gencatan senjata, tuding Israel ingkar janji

Baca juga: Hamas tak akan izinkan pasukan Amerika Serikat masuki Jalur Gaza

Sumber: Anadolu