Bangunan bermasalah, Taman Burung Jauhari Siak kusam dan sepi pengunjung

id Taman burung jauhari, taman burung Siak, wisata sepi pengunjung, bangunan bermasalah hukum

Bangunan bermasalah, Taman Burung Jauhari Siak kusam dan sepi pengunjung

Bangunan dan sarang Taman Burung Jauhari yang kusam dan sepi pengunjung. (ANTARA/Bayu Agustari Adha)

Siak, (ANTARA) - Taman Burung Jauhari dengan 28 jenis burung yang sehat dan bersih di Kelurahan Sungai Mempura, Kecamatan Mempura, Kabupaten Siak tampak sepi pengunjung.

Taman burung itu berada dalam sebuah bangunan terbuka yang dipagar kawat dan jaringan. Dari luar, bangunan yang berwarna putih sudah tampak kusam dan dua gugusan bangunan hingga keseluruhan taman tampak disergap kepungan rumput liar.

Suasananya cukup menakutkan sehingga jauh dari kesan sebagai tujuan wisata untuk pasar anak-anak. Dengan kondisi kusam dan rumput liar yang menyergap di bagian luar membuat orang tua khawatir jika anak-anak mereka dipatuk ular berbisa.

Petugas Taman Burung Jauhari, Yayan mengaku hanya bertugas bagaimana membuat burung-burung sehat, sehingga bukan tanggungjawabnya seluruh potensi kecelakaan hewan berbisa terhadap pengunjung.

“Masalah lain itu kami tidak tahu Bang, kami menjalani pekerjaan kami begini dengan baik, abang kan lihat sendiri,” ujar Yayan ditemui Rabu sore.

Yayan sendiri mengakui kalau tingkat kunjungan belum ramai tetapi ada. Biaya masuk ke taman ini Rp5.000 untuk orang dewasa dan Rp3.000 untuk anak-anak.

Burung yang ada dalam kandang berupa burung elang, love bird, burung hantu, burung kakak tua, burung murai, burung merpati, burung merak, dan lain-lain. Dari banyaknya kandang, masih ada kandang yang kosong. Jumlah burung belum terlalu banyak dan variatif.

“Kadang ada komunitas yang nitip untuk beberapa waktu, burungnya jadi banyak jumlahnya,” kata Yayan ramah.

Yayan mengelola taman burung itu tidak sendirian. Bersamanya, ada 5 petugas lagi yang dipekerjakan Dinas Pariwisata Siak secara bergantian. Yayan bercerita selalu menjaga kebugaran dan kesehatan burung.

“Sebelum pakan habis kami sudah memberikan usulan ke dinas sehingga pakan tak pernah terputus, kami sangat menjaga ini,” katanya.

Kepala Dinas Pariwisata Siak, Tekad Perbatas Setia Dewa mengakui taman burung Jauhari salah satu destinasi yang kurang peminatnya. Ia menyebut sebagai penyebab adalah belum adanya penambahan burung yang menarik.

“Ya benar, awal-awal dulu lumayan banyak pengunjung,” ujarnya.

Diketahui bangunan kandang burung tersebut merupakan proyek sarana penunjang ekowisata Mempura. Proyek ini sempat bermasalah hingga sejumlah pejabat sempat diperiksa Tindak Pidana Korupsi Kepolisian Resor Siak namun hingga Oktober 2024 ini belum jelas duduk perkaranya.

Proyek pembangunan taman burung itu menelan biaya APBD Siak tahun anggaran 2014 senilai Rp1,79 miliar. Pembangunan sempat mangkrak selama 2 tahun dan jaring yang sudah dipasang sempat dicuri maling.

Pada 2017, Dinas Pariwisata Siak kembali menganggarkan untuk kelanjutan pembangunan dengan nilai anggaran Rp1,2 miliar rupiah. Sedikitnya ada Rp3 miliar uang rakyat Siak yang tertelan oleh pembangunan tersebut.

Masyarakat menilai pembangunannya itu merupakan proyek gagal yang harus diusut hingga tuntas. Bangunan taman itu terdiri dari 13 tiang besi penyangga jaring-jaring dan bangunan tembok untuk petugas piket dan toilet.

Sementara itu Kapolres Siak AKBP Asep Sujarwadi melalui Kasat Reskrim, AKP Bayu Ramadhan Effendi mengatakan akan menanyakan terlebih dahulu perkara tersebut ke bawahannya. Sebab, perkara tersebut sudah lama.

“Harus saya tanyakan dulu perkara ini,” ujarnya.