Tokyo (ANTARA) - Menteri Ketenagakerjaan RI Ida Fauziyah berencana mengirimkan sebanyak 250.000 pekerja dengan keterampilan khusus (specified-skilled workers/SSW) dalam lima tahun ke depan.
“Kita memang sempat diskusi bagaimana menaikkan target tidak hanya 100.000 selama lima tahun, tapi kita ingin per tahun sekitar 50.000. Jadi, kalau lima tahun perkiraan 250.000 pekerja,” kata Ida kepada ANTARA di sela-sela acara Indonesia-Japan Human Resources Forum 2024, Tokyo, Kamis.
Pemerintah Jepang telah membuka kuota bagi sejumlah negara untuk mengirimkan sebanyak 820.000 pekerja selama lima tahun, termasuk Indonesia yang memiliki kesempatan mengirim 100.000 hingga 2029.
“Indonesia sebetulnya di atas target itu sudah kita lampaui. Sampai hari ini sudah 34.000 pekerja,” kata Ida.
Kesepakatan transfer pekerja itu merupakan hasil dari Memorandum of Cooperation specified-skilled workers (MoC SSW) antara Kemnaker dengan Badan Kerja Sama Internasional Jepang (JICA) pada November 2023 lalu.
Pada Januari 2024, JICA menyebut jumlah pekerja Indonesia di Jepang sebanyak 121.507 melesat dibandingkan 77.889 pekerja tahun lalu.
Jumlah tersebut juga naik jika dibandingkan dengan negara-negara Asia lainnya dalam konteks pekerja SSW.
Namun, karena adanya disrupsi dari Pemilu pada Februari lalu yang menyebabkan pelayanan administratif terganggu serta adanya perubahan sistem di Pemerintah Jepang, maka upaya lebih keras dibutuhkan untuk mencapai target tersebut.
Salah satu perubahan skema dalam ketenagakerjaan di Jepang adalah perubahan dari Technical Intern Training Program (TITP) atau pemagangan menjadi Ikusei Shurou Seido.
Dalam program TITP, peserta tidak wajib mengantongi sertifikat kemahiran bahasa Jepang (JLPT), sementara dalam program yang baru mengharuskan mereka memiliki sertifikat itu serendah-rendahnya pada level N5.
“Indonesia tentu menyesuaikan aturan yang ada di Jepang, sekarang dibuka proses pemagangan menjadi SSW, kita sudah punya resources kalau dihitung-hitung sudah 100.000an lebih artinya modal untuk mengisi kesempatan SSW tidak sedikit yang dulunya pemagang mereka sudah menjadi pengusaha sekarang. Sekarang eksis ada 74.000 pekerja modal mengisi kesempatan SSW,” kata Ida.
Sejumlah sektor yang dibutuhkan di antaranya manufaktur, keperawatan (caregiver), pengolahan makanan, pertanian dan pariwisata.
“Kita sedang mengidentifikasi kebutuhannya, penyiapannya seperti apa, kita diskusi termasuk bagaimana mempercepat tercapai kebutuhan tersebut,” tambah Ida.
Baca juga: Menaker Ida Fauziyah tegaskan PHK jadi jalan terakhir hadapi krisis ekonomi global
Baca juga: Menaker Ida Fauziyah sebut Idul Adha momentum tingkatkan kepedulian sosial
Berita Lainnya
Kemenhub nyatakan penerbangan rute Makassar-Wakatobi memperkuat pariwisata
01 November 2024 17:06 WIB
Ekonom: Keanggotaan Indonesia di BRICS naikkan daya tawar RI di depan OECD
01 November 2024 17:02 WIB
IHSG Bursa Efek Indonesia akhir pekan ditutup melemah ikuti bursa kawasan Asia
01 November 2024 16:50 WIB
OJK sebut kredit perbankan tumbuh 10,85 persen pada September 2024
01 November 2024 16:41 WIB
DPR RI komitmen dukung program Mendikdasmen tingkatkan kesejahteraan guru
01 November 2024 16:28 WIB
Menkomdigi Meutya Hafid keluarkan instruksi pemberantasan judi daring
01 November 2024 16:11 WIB
35 prajurit TNI AD telah tuntaskan latihan militer bersama di Amerika
01 November 2024 16:05 WIB
TWICE akan jadi tamu spesial yang akan tampil pada konser Coldplay di Seoul
01 November 2024 15:53 WIB