Teheran (ANTARA) - Kondisi cuaca buruk, termasuk kabut tebal, menjadi penyebab utama kecelakaan helikopter pada Mei lalu yang mengakibatkan kematian mendiang presiden Iran Ebrahim Raisi, demikian diwartakan kantor berita IRIB pada Minggu (1/9), mengutip sebuah laporan investigasi akhir.
Staf Umum Angkatan Bersenjata Iran merilis laporan tersebut, yang menyatakan bahwa aspek teknis, engineering, elektronik, dan navigasi helikopter tersebut telah diperiksa secara menyeluruh.
Temuan-temuan itu mengonfirmasi bahwa semua prosedur dan langkah-langkah sudah sesuai dengan standar dan regulasi yang telah ditetapkan sebelum dan selama penerbangan.
Laporan akhir tersebut mencoret penyimpangan dari rute penerbangan, informasi rute yang salah, dan campur tangan eksternal sebagai faktor penyebab kecelakaan.
Laporan itu juga menyebutkan bahwa pilot tidak melaporkan situasi darurat apa pun, dan pemeriksaan forensik tidak menemukan adanya bukti tindak kecurangan atau serangan.
Laporan tersebut mengaitkan kecelakaan itu dengan "kondisi iklim dan atmosfer yang rumit saat musim semi," yang menyebabkan terbentuknya kabut tebal dan menyebabkan helikopter itu menabrak gunung.
Raisi, bersama dengan rombongannya, termasuk mantan menteri luar negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian, tewas ketika helikopter yang mereka tumpangi jatuh di sebuah area pegunungan di Provinsi Azarbaijan Timur pada 19 Mei, demikian warta Xinhua.
Berita Lainnya
Mensos-Menko Pemberdayaan Masyarakat percepat nol kemiskinan ekstrem di Indonesia
18 December 2024 17:19 WIB
Kemenag berhasil raih anugerah keterbukaan informasi publik
18 December 2024 17:00 WIB
Dokter menekankan pentingnya untuk mewaspadai sakit kepala hebat
18 December 2024 16:37 WIB
Indonesia Masters 2025 jadi panggung turnamen terakhir The Daddies
18 December 2024 16:28 WIB
Menko Pangan: Eselon I Kemenko Pangan harus fokus pada percepatan swasembada pangan
18 December 2024 16:13 WIB
ASEAN, GCC berupaya perkuat hubungan kerja sama kedua kawasan
18 December 2024 15:57 WIB
Pramono Anung terbuka bagi parpol KIM Plus gabung tim transisi pemerintahan
18 December 2024 15:51 WIB
Pertamina berencana akan olah minyak goreng bekas jadi bahan bakar pesawat
18 December 2024 15:12 WIB